Ada Badut-badut yang Tidak Lucu

Ilustrasi google

Semenjak masyarakat negeri ini banyak yang mengenal baca, tulis dan berhitung maka bisa dikatakan negeri ini menuju gerbang pintu kemajuan walaupun belum memasuki pintu kemajuan. Dan tidak sedikit juga dari kalangan masyarakat yang sudah mengenal internet yaitu jaringan komunikasi termudah buat mengakses info seluruh dunia. Dengan jasa internet kita bisa menerima berita dan info-info terkini dari info yang up to date sampai dengan info yang sudah lamapun masih bisa kita dapatkan.

Hidup pada zaman digital dan teknologi yang memudahkan komunikasi membuat wawasan kita semakin bertambah dan mau tidak mau kita harus tetap bersaing bukan antar Negara saja tapi bersaing dengan individu yang lain yaitu dialog lokal antara banyak pribadi yang hidup di negeri ini. Dan kali ini saya tidak membahas persaingan antar Negara karena menurut hemat saya persaingan lokal mungkin lebih penting.

Permasalahannya bukannya masyarakat ini takut akan persaingan. Tapi persaingan yang tidak sehatlah yang jadi permasalahan utamanya. Bersaing ingin menjadi wakil rakyat dengan banyaknya praktek dan trik yang tidak jujur yang dilakukan oleh calon wakil rakyat bisa menjadi pemicu agar hidup disini bisa bahagia maka jadilah badut-badut penghibur rakyat (penghibur sementara) dan setelah menjadi wakil rakyatpun tetap melakukan cara-cara yang tidak sehat pula walaupun tidak semuanya begitu.

Seorang wakil rakyat yang tadinya dipercaya sebagai wakil, seharusnya mampu membawa negeri ini untuk maju dan mampu membawa negeri ini keluar dari segala kesulitan yang melandanya. Dan ternyata “Pengkhianatan atas nama profesi” itulah yang sering terjadi disini, kesempatan dan kepercayaan masyarakat Indonesia sering digunakan sebagai kesempatan memperkaya diri dibanding tugasnya sebagai wakil rakyat.

Dari banyak individu yang merasa terpanggil untuk membawa negeri ini keluar dari krisis multi dimensi maka pengobralan janji-janji begitu muluknya yang membuat para pendengarnya disihir dan terhibur seperti melihat badut-badut diatas panggung walaupun sebenarnya tidak lucu. Tujuan badut-badut itu sebenarnya tidak untuk menghibur penontonnya tapi hendak menipu. Dan setelah penontonnya merasa terhibur maka badut-badut itu kembali memulai aksi triknya

Praktek pembodohan masyarakat memang sering dilakukan badut-badut itu. Karena masyarakat awam masih belum mampu mengenali dan membedakan mana yang menjadi benar-benar pahlawan yang membela mereka dan mana yang hanya menjadi badut-badut penghibur. Dan anehnya masih saja banyak yang percaya dengan hiburan sementara yang tidak mampu memberi jalan keluar. Yang hanya menggerogoti tubuh dari dalam seperti virus penyakit yang susah terdeteksi dan susah diobati.

Dan itu semua yang sudah kita rasakan hidup diberbagai orde yang pernah mengisi kekuasaan pada negeri ini. Dan buat kita yang masih muda yang lahir pada saat negeri ini sudah merdeka sudah seharusnya dengan gairah muda membangun dan memperbaiki keadaan negeri ini tanpa harus berpangku tangan menunggu pahlawan-pahlawan yang tidak tahu kapan datangnya. Dan kita seharusnya tidak putus asa untuk bisa menjadi pejuang dan menjadi pribadi yang tangguh.

Kita harus yakin negeri ini sebenarnya tidak dihukum oleh Tuhan. Pilihan maju dan tidak majunya negeri ini ditangan kita semua dan menjadi tanggung jawab bersama. Bukan lagi diserahkah pada pemerintah saja tapi dari berbagai pelosok dan status semua golongan haruslah punya andil berbuat sesuatu pada negeri ini.

Negeri ini tidak butuh badut-badut yang sebenarnya tidak lucu. Menjadi wakil rakyat bukanlah masalah hanya saja sangat disayangkan bila seorang wakil rakyat bersikap seperti badut yang tidak lucu yang selalu mengenakan kostum badut yang menipu rakyatnya sendiri. Disana-sini banyak kita temukan badut-badut yang tidak lucu dari kelurahan sampai pada Dewan dan Majelis Perwakilan Rakyat. Apakah memang negeri ini, negerinya para badut melatih diri dan tempatnya berkembang biak?

Tapi kita cobalah jangan pesimis dengan komunikasi yang ada kita bisa belajar berkritis dan belajar melihat sesuatu dengan konkret. Dan coba tanamkanlah benih-benih cinta pada negeri ini dan terus mengejar menjadi pribadi yang unggul agar kita bisa membantu pemerintah dan semua golongan masyarakat yang ada di negeri ini agar keluar dari krisis multidemensi dan menjadikan negeri ini bukan negeri para penghasil badut-badut yang tidak lucu.

Teknologi dan sarana komunikasi sudah mudah didapatkan tinggal bagaimana kita dapat mengapalikasikannya pada kemajuan untuk kita semua yang tinggal dinegeri tercinta ini. Salah satu sarana komunikasi dan buat pembelajaran pembentukan karakter dan info-info yang aktual bisa didapatkan di blog ini, hehehe becanda deh.

Salam berkarya,

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya Oleh Gw Untuk Lo~ PiSs ah…!! :p