KEMATIAN VS GOSSIP

KEMATIAN VS GOSSIP


Coretan ini terinspirasi dari sebuah lagu ShaggyDog yang memang juga termasuk salah satu band dengan genre SKA yang saya suka. Dari lagunya yang berjudul “gossip” inilah yang menjadi point utama inspirasi coretan ini, tapi dengan pengembangan dan penambahan point kematian yang saya buat sendiri mudah-mudahan bisa lebih di nikmati dan semoga kita bisa ambil manfaatnya.

Kematian bukan hal baru dimata kita dan siapa saja bisa menerimanya dari anak yang baru lahir, dewasa, orang tua dan lanjut usia. Dan kematian bukan hanya pada habitat manusia tapi seluruh mahluk hidup, jadi tidak ada yang dapat pergi ataupun lari dari kematian. Namun dengan cahaya ilmu pengetahuan kematian bisa di perlambat datangnya seperti banyaknya pengobatan yang ada sekarang ini selalu mendapat tempat pengembangan utama dari zaman manusia mengenal pengobatan.

Dan buat saya pribadi yang paling adil yang pernah saya saksikan adalah kematian. Apapun status anda di dunia ini pasti di adili dengan kematian. Mau beragama atau tidak, berideologi, ras, suku, dan bernegara apa saja tetap kita tidak bisa tidak menerima kematian bukan..? mau bertuhan, mau tidak bertuhan dan sudah di pastikan tidak ada seorangpun yang menang menantang kematian. Kematian hukum yang paling adil tidak seperti hukum keadilan yang sering menjadi opini kita selama ini yang simbolnya mata di tutup kain hitam tapi bila masih ada celah untuk melihat status kita siapa? Apakah kita dari golongan yang berkuasa atau yang punya uang ?  Bisa di pastikan mendapatkan keadilan yang bisa dibuat sesuai selera kita (sabotase). Satu hukum yang buat kita bosan tapi sayang kita selalu terus beropini tentang hukum keadilan yang seperti ini. Dan anehnya banyak dari kita begitu kurang atensi terhadap hukum kematian, padahal banyak ilmu pengetahuan yang lahir karena mengingat kematian seperti kedokteran, biologi dan lain-lainnya yang berhubungan dengan kematian yang sudah jelas sangat bermanfaat sampai sekarang ini.

Mengingat kematian bukan hal yang membuat kita menjadi takut, mengingat kematian itu seharusnya bisa menjadi filosofis setiap orang karena dengan mengingat kematian kita lebih berhati-hati dan tindakan kita lebih berani menghadapi kematian. Karena kita begitu sadarnya bahwa kematian bukan untuk di takuti tapi hanya sebuah proses kehidupan. Dan dengan mengingat kematian sifat tamak dan keserakahaan kita berkurang  itu karena kita mengerti hal-hal apa saja yang sebenarnya kita butuhkan. Dimana kita bisa benar-benar bisa memilih dan memilah mana yang harus di utamakan dan lebih dari itu tidak akan terbawa pada saat kematian menjemput kita. Hasil mengingat kematian adalah sikap sederhana dan bijaksana.

Bicara gossip tidak semua buruk, bila gossip itu tentang kemajuan peradaban manusia sudah sewajarnya kita harus memberikan waktu buat hal itu. Dan tidak ada alasan termasuk status kita apa di dunia ini. Kita harus membuka telinga, mata dengan semangat “empty your cup” dan mencoba “open mind” mencari tahu apakah gossip itu hanya “hoax” apa bukan? Dan kalau memang itu bukan gossip tapi itu adalah fakta sudah seharusnya kita ikut serta untuk ambil bagian yang pada akhirnya menambah wawasan kita. Tapi kenyataannya tidak semua acuh terhadap gossip kemajuan yang ada. Banyak dari kita mencuekan hal itu hingga kita terus ketinggalan dan tidak menunggu buat gossip kemajuan.

Gossip yang buruk dan lagi-lagi yang kadang terbukti tidak valid tapi justru buat yang satu (gossip murahan) ini kita menerima dengan rasa ingin tahu yang tinggi.Yang isinya kebanyakan menjelekan seseorang atau perihal apa saja tentang kreasi yang di upayakan keras seseorang agar tidak bermakna hasil kreasinya. Gossip yang seperti inilah yang banyak orang menunggunya bahkan jadi favorit kita, serta menjadi aktifvitas yang sudah terangkat menjadi kebutuhan. Sampai halnya mengingat kematian di lupakan dan waktu kita habis bertendensi terhadap gossip murahan seperti ini. Siapa saja dengan statusnya apa? tidak bisa menghindar dari gossip murahan ini. Contoh yang saya lihat adalah orang yang ekonominya kurang saja masih terkena gossip, entah mereka dapat rezeki entah mereka beli makanan yang enak selalu saja bisa jadi gossip. Itulah kehidupan dengan bunga gossipnya seperti bunga yang di rawat, disiram dan dikasih pupuk agar tumbuh menjadi gossip yang heboh.

Kematian dan gossip sama-sama kita menerimanya, tapi gossip lebih nikmat walaupun hanya  menghabiskan waktu kita dari pada manfaatnya. Dan mengingat kematian bukan menjadi filosofis lagi. Mengingat kematian menjadi sampah yang ada di tong sampah hingga menjadi pembuangan dan hanya sedikit untuk memikirkannya. Beda dengan gossip yang bisa jadi sesuatu yang mahal harganya dan untuk membelinya kita harus berteman dengan para pegossip yang handal bermain silat lidah yang punya filosofisnya “dimana hanya mendengar tapi selanjutnya bisa jadi pengetahuan dan bisa jadi bahan kajian” walapun tanpa melihat dan mempelajari lebih dalam tapi bisa jadi pengetahuan buat dirinya sendiri dan para pecintanya (pegossip). Cukup kawan, ini sudah memuakan hanya penghambat kemajuan bangsa ini dan kemajuan semua orang yang memang kita butuhkan untuk peradaban kita.

Pesan :

Note ini tercipta gara-gara gw ngedengerin lagu dan kata gossip yang dulunya juga gw jadi korban akan hal itu. Dimana tidak kemungkinan kita semua jadi korban gossip dan bisa juga kita menjadi pegossipnya…!!! So gw coba untuk mengingatkan diri gw sendiri dan juga orang yang baca note ini. Dan sangat terima kasih buat band ShaggyDog yang bisa kasih gw inspirasi gara judul lagunya gossip.

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

­­­=Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

KENALI, RAIH, GENGGAM DAN JAGA

KENALI, RAIH, GENGGAM DAN JAGA

Semua orang mempunyai mimpi dan harapan. Mimpi sebenarnya bisa juga mencegah gangguan emosi pada setiap orang, namun bila hanya mimpi tanpa kenyataan itu justru menggangu pikiran.  Seperti halnya pekerjaan sia-sia dan menghabiskan waktu walau memang cuma dalam konsep (hanya khayalan). Dan kalau memang mimpi milik semua orang seharusnya tidak terbatasi karena kekuasaan  dan mimpi bukan hanya milik orang yang punya uang saja tapi semua orang berhak akan hal itu. Jadi jangan pernah takut akan bermimpi bro atau sis..?! J

Mimpi banyak yang salah jurusan karena kita tidak sadar apa yang sebenarnya kita ingini karena kita tidak kenal mimpi kita sendiri hanya berdasarkan hinggap pergi dan pergi lagi. So sudah saatnya bukan kita mengenal mimpi kita sendiri..?! karena bila kita kenal dengan mimpi kita, pastinya kita bukan hanya menjadikan mimpi sebagai khayalan tapi menjadikan hal itu untuk lebih pada kenyataan dan meraihnya dengan usaha yang keras lalu menjaganya karena itulah yang kita ingini dan kita butuhkan.

Jadikan mimpi itu sebagai irama dan jadikan upaya mengejarnya sebagai tarian, carilah irama yang sangat enak di dengar sesuai seleramu dan menarilah sesuka hatimu .. !! J genggamlah sekeras kekuatanmu dan jagalah sebelum penyesalan itu datang dan mulailah memberanikan untuk  jujur pada diri ini jangan mau di permainkan dengan gengsi (malu) terlebih sama gossip murahan yang belum tentu benar.. so kitalah yang menikmati dan merasakannya bukan?! Jadi tidak ada alasan buat kita bermimpi dan meraihnya.

Saya akan ambil contoh dari banyak kisah dari apa yang saya lihat dan mungkin juga saya sendiri yang merasakanya dari kehidupan kita sehari-hari.

  • Apakah kalian pernah merasakan jatuh cinta atau suka sama seseorang karena mengenalnya?! Hahaha 😉 jangan bilang belum deh.. pasti pernahkan tapi terserah sih mau mengakuinya apa enggak?! Kehidupan kaya kuburan aja tanpa cinta, saya menulis ini aja karena cinta tapi enggak di obral murah ya ?! Dan inilah mimpi kita bukan ?! punya cinta yang kita ingini, so jangan pernah coba berpikir dari mana rasa itu datang tinggal nikmati aja bukan?! Tapi sayang ini hanya mimpi padahal kita mau banget.. ayo boss jangan ragu buat ungkapin terus raih, genggam dan jagalah. Penyeselan pasti datang terakhir bukan?! Dan buat yang ini pasti kalian pernah juga merasakannya, masa mau di ulang-ulang seh atau apa memang hobbynya menyesal hahaha 😛 kasihan banget J enggak deh?! Sebelum orang itu pergi dan berlalu, bergegasalah. Dan bila seseorang itu sudah punya pilihannya sendiri so jangan gentar boss. Cobalah ungkapin perasaan kita ini walaupun hasilnya tidak sesuai dari seperti apa yang kita impikan tapi setidaknya kita sudah berani jujur pada dirinya dan diri sendiri… buat yang ini saya yakin banget kita tidak pernah ada penyesalan karena kita jelas-jelas mengetahui bukan jawabannya dan seenggak nya kita dapat meraih jawabanya walaupun bukan orangnya bro/sis..? “lakukan dan berbuatlah yang terbaik dari apa yang kita punya untuk meraihnya…” tapi inget bro/sis pakai cara yang sehat dan jujur..!!!!:)
  • Buat yang sudah punya pasang atau sudah menikah, tugas kalian hanya menjaganya tapi jangan salah mengartikan tentang menjaga. Menjaga disini lebih berat karena bukan harus mencari, mengenal, meraih, terlebih harus ada tindakan bijak yaitu pengorbanan, menerima dan merawatnya atau menjaga.

1. Pengorbanan

Apa yang ada di benak anda ketika melihat atau mendengar kata korban/pengorbanan..?! kalau saya pribadi pengorbanan adalah sesuatu yang merugikan siapa saja yang sedang berperan sebagai “pengorban”. Suatu usaha untuk mencapai mimpi yang hasilnya utuh adalah pengorbanan karena pengorbanan itu proses awal dan sangat penting. Pengorbanan itu seperti modal atau pondasi pada bangunan dan pengorbanan bukan mimpi, pengorbanan adalah kenyataan dari segala bentuk kerelaan dan apa saja buat sesuatu yang kita impikan.

2. Menerima

Menerima itu menurut saya seperti keharusan menerima sesuatu hal yang sebenarnya tidak kita senangi dan itu sangatlah sulit tapi bila kita sudah berperan sebagai pengorban maka hal menerima itu haruslah di sikapi dengan lepas dan coba ikhlas. Menerima itu termasuk jawaban yang terus berlanjut seperti hasil yang kita dapat dan menerima yang sudah di dapat tidak berhenti begitu saja tapi berlanjut menerima segala kekurangannya.

3. merawatnya atau menjaga

merawat atau menjaga sebenarnya bentuk dari keseluruhan pengorbanan dan menerima dari segala kekurangan. Dan menurut hemat saya hal itu bisa di lakukan bila kita tidak selalu di permainkan perasaan tapi terlebih memberikan waktu pada logika karena hubungan apapun yang pondasinya hanya perasaan akan mudah runtuh atau hancur maka di perlukan sesuatu hal seperti kompromi atau hal-hal yang beralasan yang bisa di terima dengan logis.

Kesimpulan yang saya ingin sampaikan pada anda adalah bahwa mimpi itu tidak akan berarti apa-apa tanpa kenyataan karena kita ini nyata maka aplikasikanlah semua mimpi anda pada khidupan dan berilah banyak waktu untuk meraih mimpi dengan jalan sikap bukan bentuk khayalan. Dan seseorang di situ bisa di ganti oleh apapun yang kita ingini.

Pesan :

  1. Note ini saya buat untuk seseorang atas keraguannya selama ini dan dia menceritakan pada saya atas keluhannya jadi note ini bukan untuk mengeneralisasikan pada umum yang belum terbukti apa-apa sedang saya hanya bisa menulis ini semua. Jadi belum tentu saya juga bisa menjalaninya.
  2. Note ini saya buat seakan untuk umum yang mudah-mudahan dengan sedikit pengetahuan dan pengalaman yang saya dapat bisa berbagi pada kalian semua dan semoga bermanfaat.

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

AIR MATA BUAYA DAN OTAK TIKUS

Judul diatas sebenarnya di dapat  dari apa yang di kemukan dari kegiatan emosi aktif pada seseorang seperti apa yang di bilang Spinoza,  walaupun dimana keberadaan seseorang itu bukan langsung melihat peristiwa dengan masalah-masalahnya di depan mata secara nyata dan juga langsung. Tapi berkat emosi aktif seseorang dapat melihat dan seakan menemukan jawabannya langsung walaupum seseorang itu bukan didepan  peristiwa atau masalah itu terjadi. Ini bisa di lihat dari kenyataan yang kita hadapi sebagai contoh tentang kebiasaan yang kita lihat banyak orang menangis dengan air mata buayanya dan kepicikan otaknya namun kita bisa membahas di dalam bacaan ini, di forum, di group dan dimana saja yang bukan pada keadaan dimana sebenarnya peristiwa itu terjadi namun bukan sekedar menjadi opini yang hilang begitu saja.

Emosi aktif saya  ini terjadi ketika meneduh hujan di pagi buta, melihat langit merah di pagi hari dan menurunkan tirliunan tetes air bersama angin (hujan) seakan langit sedang menangis dan jadi teringat beberapa orang yang saya lihat dan saya temui di lingkup saya. Yang mungkin hobby mereka adalah menangis. Sebenarnya menangis adalah bakat utama manusia dan menjadi peristiwa yang dilupakan begitu saja serta menjadi aktifitas pertama dimana kita lahir kedunia ini, namun bisa jadi beda maknanya ketika seorang dewasa yang sudah mampu memilih dan memilah segala sesuatu tapi masih saja menangis. Inilah yang  menjadi   alasan saya menulis ini, kenyataan memang ajaib dan unik berserta hadiahnya yaitu tangisan.

  • Membuat tangisan

Membuat tangisan itu adalah hal yang menjadi kebiasaan dan sebab-sebab sesuatu yang sebenarnya bukan menjadi alasan yang tepat. Membuat tangisan pada diri sendiri dan orang lain di karekan ada suatu hal keinginan yang beda yaitu salah satunya tangisan yang mengutungkan diri sendiri. Pernahkah kita berdoa menangis ? pernahkah kita menangis pada saat kita dihimpit oleh permasalahan ? pernahkah kita membuat diri kita mengangis karena sebuah keinginan yang belum tercapai demi kepentingan diri ini ? Sungguh tidak logis dan tidak menjadi alasan yang tepat karena ini seharusnya tidak terjadi, kenapa? Karena tangisan yang sungguh-sungguh itu bila kita memang merasa lepas akan semuanya. Dan berpasrah diri serta merasa berkeyakinan besar bahwa kejujuran dan kebenaran pasti akan datang.

Berdoa dengan menangis kadang di salah artikan mungkin ingin dilihat tuhan bahwa kita itu sungguh sungguh merasa memohon dan agar cepat di kabulkan. Ini lelucon dan kekonyolan sikap tidak percaya dirinya kita terhadap tindakan kita sendiri, dimana kita coba membodohi tuhan dengan air mata buayanya kita dan otak piciknya kita seperti tikus di tempat sampah dan tempat yang sempit. Kita coba memerintah tuhan dengan keinginan kita dan ini bagi saya bukan doa atau permohonan tapi ini adalah penipuan diri sendiri dengan ketidak ikhlasan kita menerima segala yang ada. Dimana kita menjadi tuan dan tuhan menjadi hambanya dan ketika tuhan belum juga memberikan kita dari apa yang kita inginkan maka kita terus dan lebih rajin berdoa dan tidak lupa dengan air mata buayanya, namun lagi-lagi belum di kabulkan dan inilah awal kecewa yang ada di hati kita terlebih merasa muak dan bosan pada hal ini semua. Mulailah kita bersikap lebih mengemis pada orang lain yang di anggap mampu sebagai bala bantuan dan lagi-lagi dengan tangisan buayanya. Doa telah di nodai dan terjadi pembodohan tuhan.

  • Mendorong untuk menangis

Mendorong untuk menangis secara kemanusiaan itulah yang sulit dari kita karena  telah di batasi oleh derajat, ras, suku, bangsa, agama, dan apapun yang di lihat sebagai perbedaan. Benarkah perbedaan itu penghalang ? pernah kita merasakan hal itu ? mulailah diri kita dengan jawaban yang jujur. Kenapa mesti sangat cepat kita merasa ingin menangis bila sesuatu hal yang kita ingini belum terkabuli atau belum terjadi ? kenapa kita sulit menangis bila di depan mata atau bila tetangga kita sedang kesulitan atau siapapun yang di hadapankan  kita sedang lapar dan keadaan ekonominya yang buruk seperti kaum yang tertindas. Dan lebih anehnya kita sering mencari alasan agar tidak memberi (sedekah) dengan alasan mereka (proletar) itu di karenakan kemalasan mereka sendiri. Sekali ini bukan alasan yang tepat dan ini bukan nasehat yang bermutu, apakah dengan nasehat itu kita telah memberi jalan keluar? Tidak, tapi kita memburuk keadaan dan inilah salah satu otak picik kita lebih mudah menangis demi kepentingan diri sendiri di banding  kepentingan di luar diri ini seperti tikus yang biasanya merugikan banyak manusia dan mereka (otak tikus) hanya menjadi baik dan inspirasi buat di pelajari seperti salah satu lagu iwan fals (tikus kantor).

Tangisan kita dan tangisan para proletar dengan sungguh-sungguh dan ikhlas serta sadar apa sebenarnya arti tangisan itu sendiri, maka akan terciptanya semangat revolusi diri sendiri dari hal yang terkecil sampai dengan revolusi bersama-sama demi perubahan menuju yang lebih baik.

Saya yakin kita tidak akan meciptakan sesuatu hal yang lebih baik apabila kita tak mampu merubah diri sendiri dengan segala yang bersikap positif.

Ps : note ini hanya kritik bagi diri saya dan juga orang yang merasa mempunyai air mata buaya dan otak tikus (red. Kepicikan) terhadap tuhan dan orang lain. Menangislah dengan sungguh-sungguh sebagai sikap dewasa kita terhadap hal-hal peramasalahan kemanusiaan agar tercipta sebuah karya dan mental baja di diri ini. “Nafsu tapi yang di kemas dengan tangisan/kecengengan bukan cara kita kali ya? 😛

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

Opsi itu seharusnya melekat pada setiap manusia

Opsi itu seharusnya melekat pada setiap manusia

Kapan kesadaran mencari kebenaran itu lahir? Hampir semua manusia mengenal kesadaran lewat membaca. Membaca bukan harus dalam arti sempit dengan baca teks-teks yang ada (umum) membaca yang melahirkan kesadaran adalah ketika kita mampu melihat bahan bacaan bukan sekedar opini saja tapi selalu mengkaitkan keadaan dan kenyataan yang ada (khusus) dengan opini itu sendiri.

Manusia mempunyai kehendak karena di beri opsi-opsi oleh kehidupan, semakin kita memberi atensi pada membaca (khusus) maka semakin banyak opsi yang kita dapat dan begitupun sebaliknya ketika kita hanya memberikan perhatian sedikit pada membaca, maka semakin sempit dan sedikit pula opsi-opsi yang di tawarkan oleh kehidupan. Sebenarnya opsi itu tidak di beri oleh siapapun tapi opsi tercipta ketika pengetahuan dan pemaknaan pada kehidupan bertambah. Tapi kenyataan kadang memberikan yang lain, contoh paling utama adalah kekuasaan. Dan perlu kita ingat tidak semua kekuasaan itu menjadi hal buruk. Yang buruk itu ketika kekuasaan (penguasa) mengambil alih opsi-opsi yang ada pada setiap orang yang menjadi sasaran dari area kekuasaannya.

Membaca secara umum tidak menciptakan opsi tapi membaca (umum) hanya memberi gagasan sebagai awal untuk mencari kebenaran. Kekuasaan yang buruk sering membatasi pada kita untuk menciptakn opsi dan ini bisa dilihat pada para pemimpin yang mampu mengubah sejarah yang ada, tapi kekuasaan tidaklah bisa memasuki “cara membaca (khusus)” karena itu menjadi hak paten individu. Kekuasaan yang di pegang oleh orang yang mempunyai opsi sedikit/sempit maka jangan harap kita sebagai sasarannya akan mempunyai opsi-opsi yang luas. Ini bisa kita lihat pada para pemimpin otoriter yang menahan para pengkritiknya menjadi tahanan, yang sering di sebut sebagai tahanan politik. Namun bagi orang yang sudah mampu melihat kenyataan ini pada keseluruhan maka orang tersebut sudah mampu memasuki ranah membaca secara khusus.

Apa yang kita dapat dari membaca secara umum itu sebenarnya tidak menjadi aktual tapi bagi saya secara pribadi itu hanya awal dalam kesadaran. Dan itu bisa di artikan dalam diam, kaku, dan hanya menjadi opini maka tidak ada perubahan pada kenyataan ataupun kesadaran, dan kebenaran akan menjadi konsep saja. Kata-kata hanya bisa menjadi kata-kata, tulisan hanya bisa jadi tulisan dan para pengkritis dengan dasar opsi-opsi yang luas di kotomi. Lalu mau di bawa kemanakah pengetahuan yang sudah di dalam kepala ini?  Apakah nanti akan ikut terkubur bersama kita pada saat kita meninggal. Kalau seperti ini maka pikiran kita hanya sedalam comberan/selokan yang ada di depan rumah anda tapi harapan (mimpi) ada di negeri awan dan melihat pemaknaan hanya pada tingkat buku. Sangat lucu bukan? Punya konsep hidup seperti itu yang hanya menghabiskan waktu dan di isi dengan sekedar opini. Seharusnya kita dengan membaca umum beralih ke membaca secara khusus, maka buat saya ada tiga hal dasar untuk melekat opsi menjadi kulit di tubuh kita dan meresap ke darah dan mempompa ke otak lalu kembali ke hati dan menjadi keyakinan. Ketiga hal itu adalah berpikir sedalam biru laut, bermimpi seperti hamparan langit tanpa batas dan memaknai hidup seperti aneka tumbuhan di hutan rimba yang selalu tumbuh (proses).

Untuk mengetahui permasalahan dan lebih bijaksana dalam menjalani hidup maka di perlukan opsi yang banyak dan kesiapan diri untuk di kritisi. Agar gagasan tidak menjadi diam, kaku, dan tidak hanya menjadi opini maka kita harus membuka diri (open mind), membiasakan diri, menerima dan belajar hidup bersama orang-orang yang tidak kita senangi. Dengan opsi yang sudah luas maka kita tidak akan berpikir abstrak lagi tapi lebih konkret pada kenyataan (objektif) dan tidak melihat permasalahan dalam satu sudut pikir karena banyaknya opsi memberikan banyak pilihan untuk menjadi baik dan lebih baik.

Bila ingin melepas dan bebas memiliki opsi mulailah belajar membaca pemaknaan dan realitasnya dari diri ini sendiri, keluarga, masyarakat di sekitar lingkungan dan bersama-sama di manapun anda berada jadikanlah opini itu lebih hidup dan bukan hanya menjadi bahan bacaan untuk menghabisi waktu. Perkayalah opsi di dalam upaya berpikir dan bersikap terlebih buanglah mengeneralisasikan dalam melihat permasalahan agar tidak terlalu sempit dalam pemaknaannya.

Ps : note ini hanya mencoba menyamangati upaya “Empty your cup” dan mencoba melihat kritisan sebagai perbedaan (unik) untuk membangun diri ini menjadi lebih baik dengan berbagai opsi yang kita miliki menjadi lebih banyak dan luas. Walaupun note ini hanya sekedar opini dan hanya tulisan tapi inilah salah satu cara paling mudah untuk lebih berbagi dan mudah-mudahan ada manfaat bagi diri saya dan anda. J

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

catatan tentang My Blues

Blues bagi saya bukan sekedar musik biasa dan bila banyak orang bilang blues adalah musik jiwa itu bisa tepat sekali, karena nada dan irama yang di berikan blues sangat cepat menyentuh jiwa terlebih dengan keadaan yang emosi, yaitu seperti rasa kecewa yang besar terhadap sesuatu hal yang kita harapkan atau bisa jadi pada saat kita tersadar telah melakukan kesalahan yang sangat besar sekali dan sangat fatal bagi orang yang kita sayangi namun sangat sulit untuk memperbaiki itu semua. Tapi musik blues bisa menemani kita pada rasa kecewa yang kita rasakan yang menikam jiwa. Blues bukan memperburuk keadaan, blues hanya seperti sayap yang bisa membuat kita merasa pergi kesemua dimensi.

Blues itu bagian hidup yang kadang di lupakan, bermusik blues bukan berarti menyakiti diri dengan mendramatisir sebuah keadaaan tapi blues membuat diri seseorang lebih dewasa dari cara berpikir yang sempit terhadap hidup. Blues membawa kita kepada gairah hidup kembali dan blues mengajarkan kita tentang sejarah dan masa lalu yang akan kita selami untuk kedewasaan kita terhadap pandangan nilai-nilai hidup. Bagi saya pribadi bermain pada blues bukan melupakan apa yang Tuhan berikan pada kita justru hal itu mempermudah saya menikmati apa yang telah Tuhan berikan pada kita.

Inilah kenyataan, inilah hidup, inilah kita, inilah perjalanan. Beberapa kata-kata di bawah ini adalah bagian blues saya.

Aku lahir dari sebuah rasa

Rasa itu adalah seni hidup

Maka yang menentukan aku ini hidup adalah rasa

Rasa itu adalah kenyataan, maka maafkanlah aku wahai perasa

Aku dan ketidak mampuan ku ini hanyalah perjalanan rasaku.

Tanpa rasa aku tak mampu menulis kata-kata ini

Aku tidak menjual rasa ini, aku hanya merasa hidup dengan semua rasa

Sesuatu yang selalu melekat pada hidup ini adalah rasa

Rasa adalah energi

Maka dengan rasa aku dapat melihat semua kenyataan…


Saya menulis ini dengan blues dan terima kasih pada blues yang telah menanamkan bunga kehidupan pada hidup saya.

PLIS deh ah.. kok bisa ya?? org dewasa yg Agamis dan kaum Intelektual mengindap penyakit “RIP OFF”,, hihihi!!!

plis deh ah…!! diambil dan terinspirasi dr kisah nyata gw dgn ponakan gw, sebut aja si M (10 thn) yg mo ajak gw lari pagi tapi gw malah tidur pulas.. ini ceritanya dengan sisipan kata dan bahasa keseharian (agar mudah di mengerti) :

Si M : weeewww bgn dunk dah siang kali dasar malas!!
gw : arggh..arghh aduh apaan seh lo M?? bawel brisik bgd..!!
Si M : jiaahhhh Om gmn seh kata’y mo lari pagi, olah raga gitu??
gw : ah malas ah..!! reseh bgd seh lo
Si M : janji ya janji om, jgn di biasain dunk klo mang ga bisa ya ga bisa aj..jgn di ucapin !!!
gw : (dalam hati) ah neh anak kecil pinter ngomong jg ya?? siapa seh gurunya cakep ga seh?? (gw dgr dari doski kata’y seh guru bahasa’y masih muda ‘cewe’ lagi) hahaha… , genit neh,,
gw : ya bawel, sabar tapi (M) ngomong lo makin tua hahaha..!!!
Si M : ya udah cepetan kali gcd (gerak cepet dunk)!!! cuci muka dulu sana terus jgn lupa gosok gigi udah siang neh!! mulut’y kalo ngomong bau ilerrr!!

setelah olah raga pagi..kringatan bgd..

gw : weeww EM lo gendut2 kuat jg lo lari’y, gw cape neh ngos-ngosan (kringat’y banyak tp bau hahaha)
Si M : ya dunk kan usaha biar sprint’y cepet pas maen futsal biar ga kalah ma tmn-tmn,, apa lagi ntar kalo tanding kita harus siap dan punya harapan menang..yg pastinya permainan cantik dunk (kualitas/Proses) bukan hanya menang dlm angka aja (kuantitas)..
gw : wow tua bgd bahasa lo..
Si M : ya itu kan kata pelatih futsal M, dah om BAU sana mandi biar bersih trus seger kliatanya, trus abis itu tmnin M maen PS oke??
gw : yupz,,, dlm hati ini , neh bocah kadang ada bnr’y juga ya?? hahha malu hati ini..hehehe hebat punya semangat kaya gini..

# plis deh ah…!!! Agama atau Tuhannya seh yg di sembah…?? kok agama itu lebih penting dr pada pengabdian kita pada Tuhan ya?… lucu bgd neh.. hihihi

point satu ini memang agak tidak nyambung pada ilustrasi di atas tapi memang sengaja, karena saya akan menempati point ini pertama, karena tidak lain hidup kita sebagai manusia yg selalu butuh hal utama dn paling utama “CAUSA PRIMA” sebagai proses kesenambungan antara manusia dgn Tuhan, alam ini (makro kosmos) dan sesama manusia (mikro kosmos).

begitu byk status, ruang diskusi (group), serta notes-notes di FB dan dimana-mana hampir setiap hari kita membahas masalah kita dgn Tuhan, alam dan manusia tapi paling sering kita melupakan tujuan awal dan terlebih melupakan prosesnya yang utama yaitu kita sering melupakan tuhan dalam hal ini karena yg di bicarakan agamanya(dlm arti bukan ajaranNYA) tapi hanya menjual atas nama agama, agama inilah dan agama itulah sebenarnya ada berapa agamakah yg bnr?? kita terlalu sibuk dalam hal ini membela mati-matian tanpa tahu tuhan yg mana?(dalam arti ajaranNYA) kita merasa dekat dan mengenal tuhan karena labelitas agamanya tp bkn pada ajaranNYA. Inilah yg saya sebut budaya “Rip OFF” dlm agama selama ini sudah tahu kita semua beragama dan punya ajaranNYA tapi aneh sekali kita sama-sama beragama tapi menjelekan dan melecehkan antara pemeluk agama.

adakah tujuan dan proses yg baik dalam permasalahan antar agama?

# plis deh ah…!!! knp jg seh tujuan terus yg dipikirkan dan di utamakan, knp seh ga mo pikirkan dan mengutamakan PROSESNYA..??!! tujuan memang awal tapi bkn yg utamakan..??

point kedua ini merupakan masalah pokok yg kita bahas dr notes saya ini,seringnya kita bicara tujuan di banding keterlibatan kita dr tujuan yaitu proses. Disini bukan hal yg salah lagi yaitu kebanyakan dr kita selalu mengutamakan tujuan di banding proses dgn alasan “tergantung niatnya” seseorang,kelompok atau suatu aliran tersebut.

mengatasnamakan sayalah yg bnr,kelompok saya yg bnr atau agama saya yg bnr, permasalahan penilaian inilah yg menjadi perbedaan karena tujuan seseorg beda-beda maka pada saat kita di hadirkan dlm kondisi yg harus dalam pembuktian (tujuan awal) terhadap klaim sayalah yg bnr,kelompok saya yg bnr atau agama saya yg bnr tidak lepas dr persengitan menjelekan tujuan awal yg beda-beda lalu kmn kah prosesnya (dalam arti ajaranNYA) yaitu menghormati tujuan awal yg beda-beda(masing-masing punya jln kebenaran sendiri) tapi kita tetap keras kepala menganggap bahwa “sayalah yg bnr,kelompok saya yg bnr atau agama saya yg bnr”

disinilah kita tidak mengutamakan jalan (proses) bahwa Tuhan mempunyai cinta kasih terhadap semua mahluk, kita merasa tujuan kitalah yg paling bnr kita lupa cinta kasih adalah ajaranNYA yg sgt universal (dalam arti byk cara dr masing individu tergantung kemampuanya yg di berikan TUHAN) tapi syg prosesnya tidak demikian. kmnkah kau PROSES ??

# plis deh ah…!!! mengaku Universal dan menghargai perbedaan tp klo ga sepaham dan ga sama di bilang ga universal lagi, kok jadi beda ya sama yang artinya universal itu sendiri…,jiahh cepe deh eh salah cape deh.. hehehe..

point ketiga ini bagi saya paling mengelikan karena memang demikianlah adanya atas apa yg saya temukan. kita yakin bahwa Tuhan kita adalah segalanya yg paling benar dlm arti cinta kasihNYA terhadap semua mahluk.

cinta kasihNYA adalah bahwa kita di kasih hidup dgn akal dan rasa yg bisa membedakan kita dgn mahluk Tuhan yg lainnya. apakah alat kedua itu kita pergunakan dgn baik, sgt logis bukan bahwa hidup harus butuh dengan penampakan dan penampakan itu tidak pernah berhenti (dlm arti selalu dlm proses) yg di berikan Tuhan terhadap kita (jasad tanpa ruh sama halnya dgn jiwa yg mati alias benda mati) itulah hidup. penampakan sering kali di salah artikan yaitu memukul sama kemampuan seseorang dgn penampakan yg di berikan pada di diri kita masing-masing, maka saya kasih bukti empirik dlm hal ini yaitu berupa pengalaman kita dengan lingkungan sekitar (pengalaman seseorg yg di pengaruh oleh lingkungan) misalkan anda di lahir dlm kluarga agama A dgn adat A dan budaya A tapi pada saat kita berhubungan dengan pengalaman seseorg yg punya agama B dgn adat B dan budaya B sering kita tidak bisa menerima ini pada saat kita harus bersama dalam hidup bersosial , di karenakan pengakuan kita terhadap pengalaman tersebut dgn akal dan rasa yg paling baik dgn klaim mengatasnamakan universal (bahan andalan buat mentendensiuskan dan mempengaruhi pengalaman kita terhadap seseorg agar di terima secara paksa) bukan lagi pada pembuktian dalam ajaran universal yaitu cinta kasih yg mengutamakan perbedaan sebagai pengisi dalam kekurangan masing-masing dlm pengalaman hidup terhadap lingkungan bersama, contoh utama adalah negara Indonesia ini yg masyarakatnya sgt majemuk dalam keyakinan (agama) tapi knp seorang agamis dan intelektualis paling senang membahas perbedaan yg di sambut dgn kebencian lalu apa arti sesungguhnya UNIVERSAL itu..???

# plis deh ah.. !!! cuci muka dulu sana terus jgn lupa gosok gigi udah siang neh, ntr mulut lo semua jadi bau lagi gara-gara sering ngucapin yg ga masuk akal, itu loh akal-akalan .. hahahha (ga nyambung ya???) qiqiqi…

point keempat inilah yg sering menjadi permasalahan yaitu pengakuan pemeluk agama yg baik dan sebagai kaum intelektual pula tapi tidak lupa lagi-lagi dengan sadar dan tidak sadar mengedepankan budaya “Rip Off” yg sudah menjadi penyakit manusia selama ini dan sangat lama mengindap penyakit ini. Tidak di pungkiri lagi kita adalah manusia yg berakal dan berasa tapi dengan kegelisahan ini lah dmn manusia harus bisa membuat pernyataan yg beda dgn mahluk tuhan yang lainnya dan kegelisahan utama manusia adalah memberi nama sebuah benda yg ada dlm kosmos ini dgn cara interprestasi atau dengan cara melakukan percobaan ilmiah terhadap kosmos (alam dan permasalahnya termasuk manusianya sendiri yaitu maaslah moral dan pengetahuan) atau dgn kata lain kauliyah dan kauniyah . Dengan kegelisahan inilah manusia berinteraksi dengan alam dan sesamanya, namun seiring itu kitapun lupa pada akal dan rasa sebagai alat yg canggih yg membedakan kita dgn mahluk lain.

inilah yg terjadi dmn fungsi akal dan hati tidak di pergunakaan secara optimal termasuk saya sendiri yg kadang terjebak dengan penilaian-penilaian tanpa tahu batas akal dan rasa yg kita punya, pada saat kegelisahaan ini tidak bisa di pikirkan (proses) maka jln satu-satunya adalah dgn pencarian secara bersama dan kontinu tapi dgn jln yg baik itu paling sering kita tidak membuka kotak lain buat membawa dan menambah wawasan kita yg ada hanya menutup rapat saran dan kritik padahal jelas logika kita mengatakan bahwa pernyataan sesuatu yg benar hanya lewat kekayaan akal dan rasa yaitu pada jalan pengetahuan dan pembuktian kebenaran (dlm arti sebatas probabilitas). apakah perasaan malu atau perasaan ingin terlihat baik di mata umum maka kita lupa menempatkan akal dan rasa pada pemaksaan yg tidak di sanggupin akal dan rasa itu sendiri, apakah ini juga yg di sebut penjajahan akal dan rasa yg bukan pada kadarnya???? namun dengan apakah kita mengukur kesanggupan akal dan rasa????

# plis deh ah…!!! eh sekalian lo mandi aja biar bersih dan seger trus bercermin deh lo… lalu lo tanya ma cermin itu apa kita ini seorang manusia?? apa kita memang bersih sesuai cermin itu sendri, cermin yg bermakna ganda…

point kelima ini saya ajak anda kembali pada pertanyaan paling mendasar dan merupakan misteri yg belum mampu di selesaikan oleh akal dan rasa hingga saat ini, kita hanya mampu menganalisa alam sekitar dan manusia itu sendiri dengan melakuakn pendekatan. namun siapakah kita sebenarnya, apakah kita bnr-bnr hidup atau kita seperti mesin yg telah di program atau punyakah kita kehendak bebas????? apakah ini yg di sebut keterbatasan manusia, sudakah kita bercermin pada diri kita lalu apa jawaban cermin anda itu?????

# plis deh ah.. !!! ini semua hanya penilaian gw aja kok, hahahahha (takut salah!!!)
kan kita beda kepala pastinya juga beda pikiran kan?? hahaha…

point keenam inilah apa yg di sebut penilaian kita, dan penilaian kita semua menjadi perbedaan dan penilaian kita belum di katakan BENAR hanya sebatas analisa kita terhadap lingkup sekitar dan kerumitan permasalahanya yg memang jd gairah untuk pencarian secara kontinu (proses)

dan di point keenam ini saya minta maaf atas kesalahan kata dan tata bahasa yg baik di karenakan saya masih pemula dlm menulis, maka saya buka kotak saran dan kritik seluas-luasnya…cuma pesan dari saya ~piSs~ aja deh hehehe..,

BERFIKIR DEWASA BELUM TENTU BERSIKAP DEWASA


Beberapa hari lalu saya sering melihat postingan teman-teman atau rekan-rekan di millist maupun di group, yaitu banyak yang selalu berfikir kritis terhadap dogma agama maupun pada sistem atau tatanan negara dari bentuk khilafah dan juga demokrasi. Karena mungkin mereka merasa terpanggil untuk memperbaiki semua keadaan dari krisis moral, ekonomi dan dan kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas.

Pembahasan pada kemiskinan selalu menjadi dasar bahasan terlebih di karenakan pendidikan yang kurang memadai. Hati dan semua pola pikir mengingatkan kita pada keadaan orang-orang yang menjadi objek bahasan kemiskinan tersebut. Totalitas kesimpulan yang ada pada mereka sangat banyak  dalam pandangan objeknya terhadap alasan kemiskinan itu, mungkin mereka itu korban kemalasan, korban peradaban ataupun korban sistem yang salah. Sebenarnya hal ini telah menjadi persoalan kemanusiaan yang jauh lebih dalam, bukan hanya menghabiskan waktu untuk berdiskusi/berdebat pada kesempatan tertentu saja.

Berangkat dari pengalaman saya dan mungkin bukan saya saja yang melihat banyak orang berdoa sampai menangis dengan cucuran air mata (Fundamental tanpa sikap kritis), mereka yang berfikir  (Intelektual tanpa bersikap) dan juga mereka (Pelaku spiritualitas tanpa sikap kritis) hanya asik bermain dalam keadaan yang hinggap pada backgroundnya masing-masing dan mereka selalu merasa sudah menjalankan apa yang menjadi panggilan semu terhadap keadaan kemiskinan dan keadilan tersebut. Bila seandainya kita mau bersikap jujur pada diri ini bahwa kitalah sendiri yang sebenarnya menjadi penghalang terbesar terhadap keadaan kemiskinan dan keadilan, penghalang terbesar ini seperti tembok raksasa yang menjadi penghambat terangkuh dan terkuat yang hanya bisa di robohkan dengan sikap kritis diri sendiri dari pada kritis keluar diri.

Sekarang kita mulai dengan semua pertanyaan-pertanyaan klasik terhadap tujuan hidup ini. Apa anda selalu memaknai hidup ini? Apa anda sudah melupakannya? Apa yang anda dapat dari pengaruh ajaran agama anda selama ini? Apa yang anda dapat dari pengaruh dari sistem yang anda banggakan selama ini? Apa itu semua telah mengubah kemiskinan di negara ini? Apa dengan itu semua terciptanya keadilan bagi mereka (kaum proletar) dalam hal pendidikan ataupun kesejahteraan? Apa kita sudah merasa bangga terhadap keadaan sekarang ini?

Berfikir dewasa belum tentu bersikap dewasa, kenapa? Karena memang inilah yang terjadi bukan? kita terlalu asik bermain pada awal tujuan tapi melupakan proses nyata yaitu bersikap pada kenyataan hidup, karena hidup bukan hanya berfikir yang hanya memasukan pengetahuan dalam gagasan, saya sangat yakin bahwa hidup bukan hanya dalam konsep ide dan tujuan tapi juga dengan gerak. Dan gerak disini dalam arti proses bersikap yaitu menjalankan semua yang sudah masuk dalam gagasan, imajinasi dan juga harapan dalam pemaknaan kehidupan nyata.

Manusia bisa saja di bilang manusia karena memang punya fikiran, ide dan mimpi tapi belum tentu di bilang kemanusiaan yaitu ke derajat yang lebih tinggi lagi. Kemanusiaan itu lahir dari sebuah rasa terhadap gerakan atas pemaknaan arti “manusia” sesungguhnya, karena gerak adalah bagian nyata hidup. Kita selalu mengutamakan tujuan tapi kadang melupakan sikap (proses nyata) bukankah ini terbalik? Seharusnya tujuan itu pastilah awal segala bentuk sikap, tapi perlu di pastikan kembali bahwa proseslah yang utama, “tujuan adalah awal tapi yang utama adalah proses”. Coba anda melihat di sekililing anda yaitu kaum proletar apa mereka tidak nyata untuk di lihat dengan mata ini maupun dengan mata hati anda?.

Kita selalu ingin merasa nyaman tapi tidaklah nyata, kita terus bohong pada diri sendiri terlebih pada kenyataan, mimpi dan juga harapan kita satu, yaitu ingin kebahagian, begitupun kaum proletar sudah pasti juga ingin bahagia. Satu-satunya finalnya adalah dengan jalan sikap (gerak).

Beberapa kebodohan yang sulit di hilangkan sepanjang sejarah manusia antara lain perang agama, pemberontakan pada sistem/hukum dan juga  kita yang selalu merasa sudah menjalankan konsep harapan terhadap hidup padahal hanya dalam konsep diskusi saja. Kemanusiaan tidak memandang agama, kemanusiaan bukan karena ideologi dan kemanusiaan bukan hanya konsep, tapi bila kita sudah bersikap dengan rasa kemanusiaan itulah yang saya sebut sebagai orang yang beragama dan orang yang berintelektual (aksi) yang telah membuktikan sikap membantu kaum proletar dan ikut serta pada kegiatan kemanusiaan, inilah orang-orang yang sudah tepat menjalankan ideologi pada sistem khilafah ataupun demokrasi.

Musuh nyata kita adalah diri kita sendiri (ego) karena ego lepas dari agama maupun ideologi, ego adalah penghambat terbesar. Jadi masalahnya bukan agama dan ideologinya tapi egonya.

Pesan :

Tulisan ini hanya sebagai semangat “Kritis” terhadap pembenahan diri dari segala arah. Bukan untuk mendukung khilafah maupun demokrasi ataupun agama tertentu tapi lebih mengkritisi diri sendiri di bandingkan keluar diri  dari pada menghabiskan waktu serta momen kehidupan di dunia ini yang hanya di isi dengan semua filosofis dan argumen-argumen kosong tanpa kenyataan.

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

I am Feeling


Selama warna kesedihan itu ada di dunia ini maka keminoran yang jujur akan mengeluarkan segala jeritan hati yang akan di bungkus dalam berbagai karya. Banyak orang bicara kesempurnaan, lalu apakah kesedihan itu adalah satu hal dari kesempurnaan?, yang penting adalah menikmati kehidupan tanpa menyakiti satu pribadipun. Entah kapan hidup saya akan berakhir, sekarang, esok atau masih seribu tahun yang akan datang tak ada yang tahu bukan? Saya tidak akan merisaukannya masalah hal itu, karena hidup saya bukan untuk mati begitu saja.

Bahasa kebebasan yang jujur adalah bahasa yang tidak bisa di nodai oleh sublimasi apapun alasannya hanyalah bahasa hati, bahasa hati atau jeritan hati itu akan selalu hadir menemani perjalanan kita di berbagai peristiwa. Banyak kasus sebuah karya hadir karena daya khayal seseorang tapi tidak bagi saya, daya khayal/mimpi itu hanya sebagai alat kerangka yang bersistematis tapi perlu di ketahui daya khayal itu berbeda dengan jeritan hati. Jeritan hati lahir dari goresan yang sangat sakit dari hati karena kita di tipu oleh kehidupan. Bila kita mau jujur sebuah karya akan lebih indah bila itu lahir dari rasa sakit, rasa ingin nyaman, rasa ketidakpuasaan akan kebebasan karena rasa tidak bisa di gambarkan dan tidak sistematis, maka dia (rasa) perlu alat bantu yang bisa mensistematiskan menjadi kerangka khayal hingga jadi sebuah karya-karya jujur.

Satu hal yang tidak bisa saya pungkiri adalah rasa kecewa terhadap rasa keinginan yang tidak  kesampaian dari apa yang kita harapkan. Apa hidup ini hanya bertujuan untuk mati? Mati karena kecewa, mati dalam keadaan yang sedih, mati dalam kesakitan dan mati-mati lainnya terhadap yang minor, saya rasa sangat sayang mati dalam keadaan seperti itu. Rasa kecewa, sedih, sakit sebenarnya faktor utama untuk membuat karya. Adakah satu karya apapun tanpa rasa? Saya rasa tidak ada satupun karya lahir tanpa rasa.

Siapa yang sangat mengenal rasa maka dia akan selangkah lebih maju tapi siapa yang sering di mainkan perasaannya maka sebenarnya dia tidak mengenal rasa itu sendiri. I am feeling..

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

Malaikat Mikail VS siklus air

Malaikat Mikail bertugas menurunkan hujan yang dengannya hiduplah bumi, tumbuh-tumbuhan, hewan (disebut juga membawa rezeki yang ditentukan Allah).

halo buat para pembaca note Gw..
dikit-dikit mo buat pernyataan dan pertanyaan aja neh…kalian pasti tahu donk..

Siklus Sedang

Siklus sedang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :

1. Penguapan air laut
2. Kondensasi
3. Angin menggerakkan uap air menuju daratan
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di daerah daratan (menjadi mata air)
6. Air hujan akan mengalir kembali ke laut melalui sungai

Surat 23 ayat 48-50:

“Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa
kabar gembira dengan sebelum kedatangan rahmatNya
(hujan) dan Kami turunkan dari langit air yang
amat bersih. Agar Kami menghidupkan dengan air itu
sebagian besar dari mahluk Kami, binatang-binatang
ternak dan manusia yang banyak.”

Surat 30 ayat 48:

“Allah, Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin
itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya
di langit menurut yang dikehendakiNya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat
hujan keluar dari celah-celahnya. Maka apabila
hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang
dikehendakiNya, tiba-tiba mereka jadi gembira.”

dari keterangan siklus dan ayat tak ada tuh tentang malaikat sebagai penurun hujan… gmn ya anggapkan kita selama ini tentang malaikat … malaikat bagian dari alam ini.. ternyata juga malaikat ga seperti anggapan kita kalau malaikat itu bersayaplah, dan bentuknya gmn lah seperti imajinasi yg liar yg sering di ungkapain sehingga jadilah perspektif dari hasil imajinasi liar.. wah2 makin menarik ini…lama-lama kita lupa kita ini hidup di alam materi yg tak lepas dr ruang dan waktu,,,

yang perlu saya tekankan disini…
cobalah kita lebih realitas dalam memandang dan menilai dr hasil pengalaman-pengalaman empiris bukan lagi apa kata orang.. setiap orang relatif dalam menilai dan saya tidak pungkiri dalam hal itu hanya saja sayang bila kita mempunyai pandangan tanpa di adili dengan akal budi…
bukankah esensi manusia adalah akalnya maka seharusnya kita harus menggunakan akal dengan sebaik-baiknya walaupun belum menjadi hukum umum dr setiap perspektif kita dan setidaknya tidak skeptis buat penilaian kita…

kembali ke malaikat mikail versus siklus air…
apakah bisa anggap artikel di atasi sebagai penilaian yg salah menurut hukum umum?
apakah malaikat yg lain pun bisa menjadi objek pembelajaran kita?
sesudahnya saya pribadi minta maaf bila ada kesalahan dalam penulisan serta dalam perspektif saya..
mohon di maafkan ya sebesar-besarnya??? indahnya perbedaan tapi dalam kebersamaan yg di berikan Allah buat umat manusia…

i luv u full…

PENILAIAN TANPA ARTI

pada saat kita di hadapkan sebuah Obyektifitas setiap hari kita selalu membuat penilaian-penilaian tanpa arti. semisal nilai salah, benar,jujur dan bohong… adakah nilai kebenaran yang pasti untuk membuat penilaian itu menjadi nilai-nilai yang hakiki..

contoh empiriknya :
ada seorang pedagang menjual barang dagangnya semisal buah mangga dan datang seorang pembeli untuk transaksi jual beli mangga dengan pedagang mangga tersebut.
pembeli : berapa harga per kg mangga bang?
pedagang : murah hanya Rp 10.000,-
pembeli : di kurangin sedikit atuh harga’y bang?!!
pedagang : boleh deh jadi Rp 9.000,- abis saya beli dari perkebunan mangga sudah Rp 8.500,- jadi saya cuma punya untung hanya Rp 500,-
pembeli : ya sudah bang karena abang jujur maka saya beli 2 kg saja,,
pedagang : terima kasih ya…

saya cuma ambil contoh hanya satu dari sekian banyaknya pengalaman yg hadir buat penilaian kita setiap harinya..
dalam menilai persoalan empirik di atas terdapat kemungkinan-kemungkinan dalam penilaian yg sangat belum ada kepastian..
1. kita menilai pedagang itu seorang yg jujur
2. kita bisa menilai pedagang itu seorang yg jujur karena hanya ingin mendapat keuntungan dalam berjualan dan tidak kehilangan seorang pelanggan.
3. bisa juga kita menilai pedagang itu berbohong karena ingin barang dagangya cepat laku dan habis.

dari penilaian-penilaian kita belum semua tertuju pada kepastian hanya mengira2 saja.. benarkah ada seorang yg jujur, jujur dlm keuntungan dan berbohong demi kelancarannya dan semua nilai mempunyai keunggulan masing2

penilaian-penilaian memang hak kita dalam menilai sesuatu tapi adakah menuju pada hal yg pasti.. kita tidak pernah tahu hati sesorang pedagang itu apakah dia benar2 jujur atau sengaja membuat terlihat jujur agar si pembeli membeli dagangannya.. adakah logika yg bisa mengatakan kejujuran seorang pedagang itu dengan pasti…apakah seorang pedagang itu berbohong atau tidak.. sungguh memuakan membuat penilaian sendiri..

pesan Tuhan yg saya tangkap adalah kita tidak usah membuat nilai sendiri karena pada dasarnya hanya ridho nilai sesungguhnya dr TUHAN … penilaian kadang buat kita terkecok..
apa ada sesungguhnya definisi ttg kebenaran?
hukum batin adalah nilai subyektif yg sifat’y eksperimentitif (baca pengalaman pribadi)
tak heran karena nilai kita bisa beda,bertengkar berperang dan bahkan membunuh setiap perbedaan nilai…begitu banyak mazhab,aliran dan sekte2 serta apasaja yg besifat golongan ribut karena sebuah nilai.. selama kita menilai tentang sesuatunya maka kita harus punya kotak untuk menyediakan tanggapan dari org lain yg mempunyai penilaian berbeda, penilaian itu semuanya majemuk jd jgn sekali-kali memaksakan hasil nilai kita harus sama dengan org lain..

manusia modern adalah manusia heterogen yg siap menerima perbedaan sebagai keindahan dan kasih sayang Tuhan terhadap kita semua.. selama penilaian-penilaian menjadi sepakat untuk memberi ruang pada perbedaan maka selama itupula terciptanya keharmonisan hidup…
yg berhak nilai sesungguhnya adalah sesuatu yg di luar dr penilaian-penilaian, Dia adalah TUHAN yg esa yg sifatnya tidak majemuk..

oleh gw untuk lo.. lagi iseng ga bisa tidur (*____,*)