SEBUAH CATATAN DARI LUKISAN KATA

Foto : sunartombs.wordpress.com

Foto : sunartombs.wordpress.com

Bermula dari kotak kardus yang selama ini saya simpan, dan tidak sengaja, yang tadinya saya bemaksud mencari foto waktu sekolah SMP, tapi akhirnya menemukan sepucuk surat dari seorang teman wanita. Begitu terkejutnya ketika saya membaca surat itu, yang berisi ungkapan perasaan dia pada saya. Dan juga beberapa barang kenangan yang diberikan teman-teman pada waktu itu sebagai pengingat persahabatan, yang membawa saya teringat pada masa lalu yang indah.

Dan saya juga teringat pada pelajaran bahasa Indonesia dalam tugas “mengarang” dibangku sekolah dasar, yang sebenarnya buat saya pribadi “mengarang” itu tugas yang membosankan. Tugas mengarang ini membuat jari-jari terasa pegal, karena kita di wajibkan mengarang dan menulis dalam satu lembar buku tulis, dan tentunya juga harus lebih dari empat paragraf.

Tapi yang membuat saya bertanya akan surat cinta yang ada ditangan saya ini, surat yang ditulis begitu banyaknya tanpa ada rasa bosan dan lelah, karena tak lepas ada tujuannya. Dan karena ada tujuan juga, yang membuat saya menulis satu tulisan ini.

***

Kata demi kata menjadi satu kalimat, dari kalimat ke kalimat menjadi satu paragraf, dari paragraf ke paragraf menjadi satu tulisan. Dan dari satu tulisan, kita bisa ambil sebuah kesimpulan dan tujuannya tulisan itu dibuat. Seperti hal nya sebuah pernyataan “Tak ada kata yang tak bermakna”. Begitu juga, apa yang ditulis oleh Aristoteles dalam De Interpretatione, Bahwa kata-kata yang kita ucapkan adalah simbol dari pengalaman mental kita, dan kata-kata yang kita tulis adalah simbol dari kata-kata yang kita ucapkan”.

Sebuah pertanyaan yang tersimpan lama dalam benak, kini pelan-pelan hampir terjawab. Mengapa orang begitu hanyut ketika membaca buku, surat, atau tulisan, entah berisi fiksi atau fakta, entah berupa narasi ataupun deskripsi? Dan ternyata ada hubungannya dengan lukisan kata-kata, karena yang kita baca adalah sebuah kata-kata yang hidup, yang seakan melukisan sebuah cerita ataupun sebuah pemaparan yang menggungah emosi dan memutar pikiran kita.

Sebuah Negara bisa berkembang dan maju peradabannya karena tak lepas dari budaya kesadaran, dan sebagai penunjang akan kesadaran, maka setiap masyarakatnya harus bisa berhitung dan membaca. Selain moral sebagai prosesnya, kita juga harus melengkapi seni tulisan lepas. Belajar menulis dan melukiskan kata-kata yang ingin kita sampaikan itu bisa menjadi pelengkap, yang membawa sebuah Negara ke gerbang kemajuan.

Kenapa belajar melukiskan kata-kata dalam tulisan begitu pentingnya? Sekarang, kita bisa lihat dan putar sedikit pemikiran kita, bukankah dengan menulis kita pasti membaca dan lebih mengerti apa yang kita baca? Membaca, hampir semua bisa membaca, tapi untuk lebih memahami apa yang dibaca, maka kita harus menulis dan melukiskan kata-kata apa yang dibaca tadi. Artinya, kita dituntut untuk lebih memahami apa yang dibaca. Kalau sekedar membaca, inilah yang kadang membuat pesan dari tulisan yang kita baca bagai angin lalu.

Menurut saya, program belajar dan apa yang diajarkan di sekolah begitu pentingnya, terutama pelajaran bahasa Indonesia dengan tugas “mengarang” dan mencatatnya. Dimana program pendidikan disini masih perlu ada “penggalakan menulis” kembali. Orang tua saya sering menceritakan pada saya, bagaimana orang zaman dulu belajar? yang kebanyakan harus “mencatat” karena buku pada saat itu cukup mahal dan sulit didapatkan. Dan dengan alasan ini pula, bahwa dengan mencatat, artinya kita dituntut untuk baca dan harus memahami.

Tidak perlu dibuktikan lagi, bahwa memahami sedikit bacaan itu lebih bermanfaat, dibanding banyak membaca, tapi bagai angin lalu. Disini, kita tidak harus kembali menggunakan cara yang lalu, tapi kita harus mengupayakan semua yang telah diberikan zaman dengan sebaik-baiknya. Metode mencatat dan membuat kesimpulan, dengan melukiskan apa yang dibaca dari setiap buku yang kita punya, atau yang telah dibahas dalam pelajaran, mungkin bisa menjadi salah satu cara yang sederhana, dikarenakan setiap siswa atau seorang pembaca di haruskan merangkum dengan menggunakan gaya tulisan sendiri. Dari sini juga kita bisa tahu bahwa setiap siswa atau seorang pembaca harus memahaminya.

Kita juga bisa lihat kenyataanya lagi, banyak dari guru-guru yang memberi tugas membuat makalah dengan referensi bebas. Dimana setiap siswa-siswanya menjadikan “gaya copy paste” menjadi hal biasa atau mungkin tak dibaca sepenuhnya, yang penting judulnya berkaitan. Padahal belum tentu isinya sama dan berkaitan dengan tugasnya. Kita tahulah, fungsi perpustakan apa? dan sekarang ini, hampir tak laku karena sedikit pengujungnya. Perpustakaan kini telah terhapuskan dengan “budaya copy paste”. Seharusnya perpustakaan bisa berguna sesuai fungsinya, dimana perpustakan bisa juga menjadi bahan referensi tugas dari sekolah.

Membaca dan berhitung itu penting, tapi lebih penting lagi bila kita melukiskan kembali dengan sebuah tulisan dan memahaminya, dari apa yang dibaca dan dihitung.

Salam

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

Catatan :

Begitu bodohnya, saya yang dulu menganggap tugas “mengarang” tidak berguna, Karena surat cinta itu, saya jadi ingin menulis dan mendapatkan ide ini. Entahlah dimana dia (penulis suratnya) sekarang? tapi yang pastinya, terima kasih banyak. Dan sebagai bonusnya, saya berikan pada teman-teman kompasianer karena rasa kangen akan kekuatan virus cintanya.. hahahaha… 😛

SEMANGAT LAGU PENUTUP DORAEMON

Ehmm..mm, apa kabar? Baik kan..?! 🙂

Siapa sih yang tidak kenal kartun Doraemon? kartun Jepang yang sudah terkenal ini dan cukup berumur juga. Tapi yang anehnya dari zaman ke zaman tetap eksis, karena saya pikir kartun ini cukup cerdas. Dimana ide setiap ceritanya membuat kita berharap, berpikir tentang teknologi dan masa depan dunia.

Sekarang bila kita sedikit kritis dan ambil sesuatu hal baik yang ada pada kartun ini, kemungkinan besar bermanfaat buat kita, buat negara dan juga buat semua manusia yang ada dibumi ini. Coba bila kita lihat tokoh dalam serial kartun ini, kita bisa temui banyak karakter yang sebenarnya tidak jauh beda dari kehidupan nyata kita, bukan? Coba saja kita lihat sekililing kita, dimana ada sebuah kekuasaan “Yang kuat, Yang berkuasa”, ada yang cerdas, ada yang bodoh sekaligus malas dan ada juga kasih sayang terhadap orang lemah (Walaupun sedikit).

Semangat, ya itulah dasar segala kemajuan. Kartun ini memberikan spirit buat penontonnya. Semangat yang luar biasa buat semua umat manusia, semangat memajukan peradaban kita. Tinggalkan dulu sebentar segala atribut yang kadang meracuni pikiran kita “Bahwa kita harus menjauhkan hal dunia”. Bukankah segala aturan Tuhan berlaku buat kita yang hidup di dunia? dunia bukanlah senda gurau dan saya percaya dunia hanya persinggahan kita. Tapi sekali lagi, apakah dunia perlu di jauhi? menurut saya yang perlu di jauhi itu hal-hal yang tidak bermanfaat atau hal yang dapat merugikan kita sendiri.

Global Warming, issue ini bukan hal baru dan berita ini juga yang membuat sebagian dari kita ketakutan, entahlah berita ini fakta atau “hoak”. Tapi yang perlu kita pikir ulang adalah penyelamatan diri kitanya (manusia). kita bisa jujur, bahwa kita ini sebenarnya adalah sebuah fenomena anomali (kehendak) dari alam yang kita huni ini. Kitalah yang ketakutan tentang pemanasan bumi secara drastis, apa memang alam ini yang ketakutan? dan apakah benar kita ini juga bisa menyelamati bumi ini? Berapa banyak cara yang sudah kita lakukan untuk alam ini? tidak lebih semua itu bukanlah buat alam ini, tapi buat kita sendiri. Terlalu naif, bukan? bila kita begitu sok nya mau menyalamatkan bumi ini. Logika sederhananya seperti ini, menurut para ahli astronomi “bahwa bumi yang kita huni ini dulunya pernah kejatuhan banyak meteor”. Nah, dari sini kita bisa tahu diri! Apa yang bisa kita perbuat jika buat kedua kalinya meteor itu jatuh kembali pada bumi ini? apa yang bisa kita selamatkan?

Tapi kita juga tidak perlu khawatir tentang ini, kita punya semangat yang tidak di miliki oleh mahluk ciptaanNya yang lain. Semangat tetap menjaga ke-eksistensian kita, semangat membangun segala kekurangan kita, yaitu membangun pola pikir yang maju, membangun segala kebaikan, membangun segala dimensi yang menyentuh ke-eksistensian kita. Beban ini hanya kita yang mampu memikulnya. Jadi kita harus terbuka setidaknya buat dunia, bukan menutup diri pada dunia. Dunia tidak bersalah dan kenapa kita sering menyalahkannya? Bukankah kebaikan dan keburukan itu adanya di pemahaman kitanya. Jadi karena hal inilah juga, kita sering salah paham menilai dunia.

Ada salah satu akhir dari lagu endingnya kartun Doraemon, yang menurut saya selain enak di dengar, lagu ini juga memberikan kita semangat merevitalisasi segala dimensi yang menyentuh ke-eksistensian kita.

Lihat-lihatlah bunga yang sedang mekar
Tiba saat mengucapkan selamat pagi
Masa depan semua mari kita bangun
Lalalala lalalala bernyanyi bersama

Saya hidup di bumi ini masa depan dengan kapal angkasa
Mari kita banyak-banyak berikhtiar
Menjadikan satu-satu kita wujudkan
Kita hidup di bumi ini
Pagi ini esok dan seterusnya
Masa indah sangat banyak kota impian…

Sumber liriknya Disini ….. Buat Kamu Yang mau dengar lagunya Download aja DISINI From Idws

Salam Perubahan.

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~ PiSs ah…!! :p

Related Posts

KECEWA ITU SEBAGAI PENA DALAM TULISAN INI

Bukan menjadi rahasia hidup lagi bagi setiap orang yang selalu memimpikan dan mencita-citakannya sebuah kebahagian. Karena buat saya kebahagian itu menciptakan sebuah pemaknaan hidup yang luar biasa. Namun, sebelum ini apakah bahagia itu? Dan bagaimana cara mendapatkannya? Inilah hal paling sulit untuk dijawab,  dibanding kita harus mempelajari satu rumusan matematika dan memperdalaminya. Buat saya adalah kebohongan besar, bila kita berbuat dan berpikir sesuatu tanpa satu rasa dorongan ingin mencapai kebahagian.

Gulungan demi gulungan terkumpul menjadi satu gulungan hidup dan gulungan itu saya sebut adalah sebuah rasa. Hidup itu tidak mungkin lepas dari yang namanya rasa. Rasa hidup itu bermacam-macam warna, bermacam-macam nuansanya dan segala hal itu berujung dengan rasa. Dan untuk membuktikannya cukup mudah, coba anda yang sedang baca tulisan sederhana ini, tidak mungkin bukan? tanpa rasa ingin tahu, apa isi yang ada dalam tulisan ini.

Rasa bahagia itu buat saya adalah hasil rekayasa perasaan yang berujung pada kepuasan dan kenikmatan. Mungkin bisa diterima bisa juga tidak? Itukan hanya menurut saya, tapi sebelumnya coba kita simak apa kata filsuf Baruch de Spinoza. Bagi Spinoza caranya meraih kebahagian seperti ini :

Kenikmatan itu bisa di capai dengan dua cara yaitu dengan men-distingsikan emosi pasif dan emosi aktif. Di bawah ini saya coba untuk merangkumnya sangat singkat dan saya coba semaksimal mungkin.

  • Emosi pasif adalah perasaan bahagia atau kecewa secara spontan yang kita alami. Contohnya, ketika kita melihat pemandangan pegunungan maka yang ada rasa senang dan bahagia. Rasa bahagia seperti ini berasal dari penginderaan. Karena hanya indrawilah yang bisa berhubungan langsung secara spontan dan kita merasakannya. Dan ini pandangan yang dangkal.

  • Emosi aktif adalah perasaan bahagia atau kecewa yang diperoleh berkat aktivasi mental atau jiwa. Contohnya, kita  semualah yang berada di depan layar komputer/laptop ketika kita mampu melihat gejala dan permasalahan yang ada di Negara ini. Rasa bahagia seperti ini yang mengalami sukacitanya karena gejala dan permasalahan bisa ditemukan solusinya walaupun hanya di depan layar komputer  dengan memalui tulisan, diskusi dan segala sarana yang berhubungan untuk mencari kebahagian atau solusinya.

Nah, dari ini saya akan memulai tujuan yang ingin saya sampaikan pada anda. Pengertian emosi pasif dan aktif itu saya ambil dari buku “Tuhan para filsuf dan ilmuwan” karya Simon Petrus L. Tjahjadi (Bab II hal 32) tapi buat contohnya saya coba mengkaitan dengan tujuan tulisan saya ini. Jadi harap di makluminya kalau tidak enak dibaca atau kurang pas.

Banyak sekali para seniman dan para penulis membuat hasil karya yang indah karena lahir dari rasa kecewa. Sebagai contoh para pecinta musik blues, pasti tahukan? berbasis apa musik blues itu muncul, yaitu akibat para budak kulit hitam yang kecewa terhadap keadaan mereka yang tertindas waktu itu, hingga menciptakan karya musik yang hebat yang bisa dinikmati banyak orang sampai sekarang ini. Ya termasuk saya ini yang suka dengan Janis Joplin. Dan kali ini saya tidak akan membahas lewat seni musik tapi dengan seni tulisan termasuk salah satu rasa kecewa saya terhadap orang yang menilai seorang penulis dengan miring.

Melihat fenomena sekarang ini, dimana kita bisa bebas beropini dan berpendapat hingga tirai penghalang begitu tipis dan mudahnya kita bisa berkarya dan bertukar pikiran melalui tulisan-tulisan yang ada. Tidak bisa di pungkiri lagi tulisan itu lahir karena rasa kecewa kita terhadap suatu hal yang kita percaya dari apa yang ingin kita sampaikan, bukan? Ada penulis yang tulisannya membahas apa itu seks? Ada penulis yang tulisannya itu selalu dengan retorika cinta? Ada penulis yang membahas kebenaran? Ada penulis yang dalam tulisannya ingin menghibur orang banyak.

Jika kita mau jujur melihat statistik karya tulisan kita ini secara holistik, maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa penulis ingin meraih kebahagian melalui cara emosi aktif (baca : Defenisi Spinoza) karena kita kecewa terhadap hal yang kurang pas yang selama ini kita lihat sebagai gejala masalah pada nilai-nilai minor terhadap permasalahan yang mengarah kesatu tujuan yaitu kebahagian.

Penulis yang tulisannya membahas sekitar seks, pasti punya rasa kecewa terhadap banyak orang yang yang mengira bahwa membahas seks itu selalu tendensius terhadap hal porno, maka penulis itu merasa terpanggil dari rasa kecewanya terhadap mereka yang menganggap seks sebagai hal yang tabu dan selalu porno. Dan sudah pasti,  penulis tersebut akan berusaha sebaik mungkin menerangkan dengan tulisan yang mengarah pada perbaikan dari segala penilaian-penilaian yang salah terhadap seks. Begitupun penulis yang membahas retorika cinta, kebenaran, politik, hiburan dan lain-lainya. Hampir semua penulis punya tujuan yang mengajak kita untuk memperbaiki nilai-nilai pada sendi hidup yang seharus dikaji lebih dalam (baca :Revitalisasi dalam tulisan).

Kebahagian seorang penulis bisa dirasa pada  setiap kata, kalimat dan paragraf pada tulisannya. Dan para penikmat pembacanya pun bisa sama-sama mendapat kebahagian. Tapi tidak lain lagi penulis dan pembaca sama-sama punya rasa kecewa yang harus dibayar lewat sebuah karya tulis yang lahir karena rasa kecewa, terlebih pada penulis harus lebih punya rasa kecewa yang lebih dari pada pembaca. Jadi kecewa yang bermutu akan menciptakan satu karya yang bisa dinikmati.

Akhir dari tulisan ini saya teringat beberapa bulan yang lalu pada seorang teman yang menilai miring pada penulis. Dia bilang “Apa enaknya jadi penulis dibanding pengusaha ?”. Sempat lama saya berpikir bahwa ada yang janggal dari perkataanya. Namun saya coba tidak lihat sisi buruknya, mungkin maksudnya hanya perhatian seorang teman terhadap saya dengan kondisi masa depan saya. Tapi bila saya bepikir ulang dan ulang lagi, tentu saya temui kebahagian saat ini. Yaitu “Pengusaha tidak akan maju tanpa membaca buku dari seorang penulis yang punya rasa (kecewa) terhadap usahanya yang gagal dahulu, maka tugas para penulislah yang harus bisa berbagi sebuah karya tulis terhadap pengusaha yang lain”.

Adakah yang salah menjadi penulis? Apakah kita memang dibatasi untuk menikmati dari apa yang kita senangi akan sebuah tulisan? Saya kira tidak, karena satu yang berdasar buat semua orang yaitu sama-sama mempunyai rasa ingin meraih kebahagian. Namun setiap orang itu unik dengan caranya masing-masing. Dan salah satu cara kita menggali potensi pengenalan diri bisa melalui tulisan.

Pesan :

Kebahagian itu banyaknya macamnya tapi cara mendapatkanya bisa dengan dua cara yaitu emosi pasif dan aktif, tinggal mana yang sebaiknya kita gunakan. Kita bisa lihat orang akan memandang kebahagian yang hanya menggunakan cara spontan akan terlihat dangkal penilaiannya. Tapi tidak buat orang yang selalu melihat dari semua realitas yang ada yaitu penggunaan emosi aktif pada dirinya dan kebahagian seperti ini memang lebih berarti dan tahan lama. Dan inipun salah satu jawaban saya terhadap mereka yang takut akan menulis.

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! 😛

C.I.N.T.A. CUMA 5 HURUF, Masa iya..?!

Kadang saya itu terlalu pengecut untuk menulis cinta atau mendefenisikanya, karena apa sih hal yang tidak ada hubungannya dengan cinta?! Mustahil bukan?. Seorang penjahat sekeji apapun pasti punya cinta, jadi buat apa kita perlu repot-repot dan sibuk mengajarkan cinta karena mereka sudah tahu. Dan itulah pandangan saya tentang cinta Cuma 5 huruf tapi itu duluuuuuuu sekali!!!

Dimana-mana pasti ada cinta, tidak percaya?! Coba pikirkan! kata cinta itu, ada berapakah kata cinta jika di jumlahkan setiap harinya dari mereka yang membahas dan mengucapkanya?! Terlalu rajin untuk menghitungnya?! Hahaha.. :p cape deh..!!

Bicara cinta itu pasti persoalan hati!! Tapi kata siapa? Mereka yang cuma mengandalkan perasaan, pasti menderita jika cinta hanya dianggap persoalan hati, kenapa? Coba tanya diri anda sendiri, bisakah semua permasalahan dipecahkan dengan perasaan?! Bagi saya perasaan itu berubah-ubah, tidak bisa selalu sejalan dengan awal tujuan. Kita bisa lihat  buktinya dengan adanya perselingkuhan dari hubungan pacaran bahkan yang sudah berkeluarga pun sering terjadi perselingkuhan. Yang katanya sayang dan cinta selamanya. Jadi cinta yang mengandalkan perasaan masih belum bisa menjadikan cinta sebagai kebutuhan hidup secara keseluruhan.

Membahas cinta yang mula-mulanya dari mata lalu turun ke hati sepertinya terlihat sederhana, tapi sebenarnya ini perlu kejujuran dan keberanian yang mendalam. Tapi masa iya, kita lewati senjata yang sangat di andalkan yaitu akal yang sangat cenderung dengan logika.  Sedangkan kejujuran dan keberanian harus melewati akal sehat. Banyak tokoh besar dunia yang mengandalkan logika sebagai cintanya hingga banyak pula sebuah penemuan yang bermanfaat hingga sekarang.

Kejujuran dan keberanian dalam cinta belum tentu bermuara pada pengorbanan. Etika cinta selalu menjadi kewajiban pada setiap orang yang mengandalkanya. Kejujuran wajib, keberanian wajib!! Dan hal inilah yang selalu dicari banyak orang dalam hubungan pasangan suami istri ataupun cintanya para remaja (pacaran). Mereka  yang mengandalkan logika dalam cintanya pasti punya pondasi yang kuat.

Etika dan logika cinta memang cukup sebagai pondasi. Tapi hal ini bukan tanpa masalah loh?!. Duluuuu sekali Si Om filsuf Immanuel Kant atau biasa disebut Kant pernah menerapkan hal ini. Prinsip itulah yang kita pegang. Prinsiplah yang membawa kita punya nilai, tapi nilainya itu hanya yang sama dengan orang yang mempunyai prinsip sama dengan kita pula.

Prinsip kemungkinan besar mengarah pada keyakinan, tapi tidak semua orang sama prinsip dan keyakinannya. Kejujuran wajib, keberanian wajib itulah prinsip-prinsip cinta. Tapi bagi saya ini masih terkesan egois!! Dan ini masih punya permasalahnya, Si Om Kant pernah di ajukan sebuah pertanyaan ilustrasi seperti ini,

Anda punya prinsip berani dan jujur, tapi suatu hari anda ini punya teman atau rekan yang lari dan sembunyi karena ingin dibunuh oleh pembunuh. Lalu rekan anda itu bersembunyi dirumah anda dan ketika itu anda harus berhadapan dengan pembunuh maka Si pembunuh mengajukan pertanyaan pada anda “Apa anda melihat seseorang (teman anda) yang lari ke sekitar sini?” dan sekarang apa yang anda harus lakukan dan ucapkan pada pembunuh tersebut?.

Ilustrasi diatas mengajak kita untuk merasa dan berpikir pada pengorbanan. Korban Perasaan bersalah karena kita telah berbohong dan juga pengorbanan pada prinsip yang selama ini kita jadikan pegangan. Coba jika anda mengikuti prinsip-prinsip yang ada, maka teman anda akan terbunuh bukan?! Kita berbohong seperti itu bukan karena perasaan kasihan pada teman kita, tapi inilah yang disebut cinta itu perlu pengorbanan dalam segala hal dan saya biasa menyebutnya kompromi.

Kompromi itu buat saat ini adalah kunci dari ratusan masalah cinta. Cinta terhadap keluarga, tetangga, Negara dan antar Negara. Hubungan bisa terjalin nyaman karena adanya kompromi di antara semuanya. Dalam keluarga pasangan suami isteri tidak perlu tersiksa karena curiga. Karena kompromi memberikan opsi dan solusi buat keduanya (win win solution). Kompromi adalah komunikasi yang terwujud dengan saling menghargai, toleransi, dan sama-sama perihak yang kita butuhkan. Kompromi bukan kewajiban tapi kebutuhan. Kompromi juga bukan sebagai kepercayaan penuh terhadap satu hal, tapi kompromi itu memberikan pelajaran agar kita selalu berpikir logis sebelum percaya. Dan begitupun sebalikya.

Jadi sebenarnya defenisi cinta menurut saya sejauh mana kita mengenal pengorbanan cinta itu sendiri. “Cinta itu cukup luas tapi hanya seluas pengorbanan kita dan cinta itu terbatas, sebatas kita mengartikan cinta itu sendiri.”

Salam Cinta.

Pesan :

Tulisan ini sebenarnya saya persembahkan pada dua orang kompasianer yaitu pada Teteh Mariska Lubis dan Bang Risman. Karena dua orang itu saya terjangkit virus cinta dalam tulisan-tulisannya. Dan kedua orang itu juga tidak pernah lelah menuliskan cinta disetiap cintanya. Thanks,  🙂

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

KOPI DAN ORIENTASI KRITIK

Ilustrasi : Google

Ilustrasi : Google

Sekedar Intermezzo,

Sadar tidak sadar pembentukan karakter pada diri ini sangat dipengaruhi dari satu pola yang kita anggap menarik. Seiring itu pula kita mengasumsi banyak pikiran orang, tapi belum tentu sama makna pemahamannya pada orang yang menjadi asumsi kita sendiri. Maka setiap pemahaman kita ini tidak lepas dari kritik.

***

Membahas kritik tidaklah asik bila kita tidak tahu apa itu kritik, bukan? Kritik itu kata dasarnya adalah kritikos berasal dari bahasa yunani. Dan kata kritikos itu sendiri dari kata krites yang artinya orang yang memberikan pendapat beralasan” atau “analisis”, “pertimbangan nilai”, “interpretasi”, atau “pengamatan”. Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Mau tahu lebih lanjut bisa lihat disini.

Kerangka berpikir kritik menawarkan ruang baru dan ruang gerak untuk membangun suatu ide yang lebih baik dari sebelumnya. Dan sudah menjadi kepastian bahwa kemajuan dibidang apapun didapatkan karena adanya kritik.

Seks dan Kopi Hangat yang pernah ditulis oleh Mariska Lubis, menginspirasikan tulisan ini “kopi dan orientasi kritik”. Kritik bagaikan kopi, bukan? Pahit dirasa tapi entahlah ada kenikmatan tersendiri. Kenikmatan kopi akan berkurang bila kita minum dalam keadaan dingin dan menjadi suatu kenikmatan yang luar biasa bila dalam keadaan panas. Begitupun daya tarik kritik pastilah panas dan bila semakin panas maka semakin bisa dinikmati.

Adalah suatu keegoisan jika kita tidak bisa menerima kritikan. Dan dari tidak bisanya kita menerima kritikan maka dari sinilah timbulnya pembenaran diri. Dimana kita selalu merasa benar dari apa yang kita ucapkan, kita lakukan, padahal belumlah tentu itu semua benar. Kita sering terjebak dalam pikiran kita sendiri seperti halnya ikan dalam aquarium terasa bebas tapi sebenarnya tetaplah dalam aquarium.

Ludwig Feuerbach adalah filsuf yang membakar pikiran dan hati banyak orang. Satu kutipan dari Feuerbach adalah “Manusia … baru menjadi manusia melalui manusia lain”. Feuerbach adalah seorang yang sangat kritis terhadap agama. Baginya agama atau kepercayaan pada Tuhan hanyalah proyeksi manusia. Siapa coba yang tidak terbakar bila mendengar dan melihat tulisan yang dinyatakannya dan ditujukan untuk para theis?  Tapi bila kita melihat secara praktisnya memang ada juga bukan? Kita bisa lihat dari sejarah yang ada tentang kekuasaan, yang memerintah sesuatu hal dengan mengatasnamakan Tuhan padahal ada hidden needs (tujuan yang tersembunyi  tanpa ada hubungannya dengan Tuhan).

Kutipan “Manusia … baru menjadi manusia melalui manusia lain”. Ini jelas masuk akal dan berdasar karena kita tidak bisa pungkiri lagi bahwa kita harus butuh seseorang, maka kita juga dikenal dengan mahluk sosial. Pemberian dan berbagi buat saya itu tidak harus berupa hadiah dan nasehat-nasehat tapi kita juga bisa memberikan dan berbagi dengan kritik. Namum kritik yang dimaksud adalah kritik yang membangun dan punya kualitas kritik yang baik.

Kritik yang diberikan oleh Feuerbach tentang agama dan kepercayaan. Membuat kita berpikir dan bertindak bahwa agama itu adalah panggilan hati yang tidak bisa dijual dan ditunggangi atas kekuasaan. Hingga masyarakat sekarang ini lebih berpikir kritis terhadap sesuatunya. Dan sekarang kita juga lebih pintar serta lebih waspada terhadap isu dan provokatif yang mengatasnamakan agama dan Tuhan. Karena agama dan Tuhan adalah sasaran paling empuk sebagai alat provokatif. Dan dengan adanya kritik seperti ini kita lebih mengenal apa fungsi agama dan Tuhan?

Satu hal kritik yang baik adalah kritik terhadap pemahaman seseorang yang menjadi objek kritik kita. Artinya kritik disini bukan menganalisa objek Si pemaham, tetapi hasil pemahaman atau hasil analisa orang itu terhadap objeknya.

Sebagai contohnya saya punya bunga mawar dan andapun diberikan bunga mawar yang sama, setelah itu kita sama-sama disuruh untuk merawat agar tumbuh bunganya dengan cepat dan indah. Anda dan saya sama-sama menyiram secara teratur dan anda memberikan pupuk bunga tapi saya hanya menyiram bunga tanpa memberikan pupuk. Dan kemudian hasilnya bunga mawar yang ada pada anda lebih cepat tumbuh dan berkembang. Dan bunga mawar yang ada pada saya berkembang tapi cukup makan waktu yang lama. Disinilah kritik bisa dibangun bahwa pemahaman saya tentang merawat mawar itu yang salah. Yang tidak mengikuti prosedur yang benar. Jadi kritik itu ditujukan pada pemahaman seseorang bukan objekya yaitu bunga mawar itu sendiri.

Buat saya contoh diatas ini sering terjadi dan menjadi kekeliruan atau fallacy. Dimana yang sering kita kritik adalah objeknya (bunga mawar) bukan pemahaman si penganalisa objek tersebut (saya dan anda). Ya jika seperti ini wajar diskusi buat pembelajaran diri sering tidak konek. Dan yang ada hanya panas  yang tidak nikmat karena tidak terarah kemana, dan pembahasanpun  entah kemana, seperti kita tahu apa itu “kopi” tapi tidak tahu cara menikmatinya. Dan dari sinipula kita bisa terjebak dengan pemahaman kita sendiri.

Bawalah semangat “empty your cup” dan “open minded” karena bila kita membawa semangat kedua itu, kita bisa lebih mudah memahami sesuatu. Dan selalu memberikan ruang kosong untuk dimasuki hal dan pemahaman baru dari luar yang bisa menambah wawasan kita lebih luas dan bukalah pikiran kita seluas-luasnya.

Kita tidak perlu takut terbawa hal yang mengarah ke negative karena tesis itu berbarengan bersama antitesis yang sudah ada. Singkatnya seperti ini kita tahu dan bisa membedakan warna hitam dengan warna  lainnya karena kita tahu warna yang beda dari warna hitam seperti, putih, merah dan lain-lainya yang sudah kita tahu sebelumnya. Dan bagaimana bisa ada warna-warna lainnya dalam pemahaman kita itu? Ya, karena hasil analisa kita terhadap dunia luar (eksternal) yang dikategorikan didalam pemahaman kita (internal).

Jadi kritikpun bisa dibantah selama kita bisa memberikan penjelasan sesuai kaidah hukum logika dan hukum positif yang berlaku.

Salam berbagi kritik,

Pesan :

Tulisan ini tidaklah akademik hanya coret-coretan dan terinspirasi dari judul tulisan teh ML Seks dan Kopi Hangat”. Dan tulisan ini juga pola pikir dan hasil logika saya sendiri dari hasil pengasumsian banyak pikiran orang. Yang pastinya tulisan inipun tak lepas dari kritik karena pemahaman saya tentunya beda dengan anda. So pastinya saya akan menerima segala kritik yang berdasar. I luv u all…  🙂

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! 😛

Ketika Tuhan Beropini tentang Negara Kita

Ilustrasi Google

Ilustrasi Google

Melihat banyak fenomena yang terjadi dimuka bumi ini, maka hanya ada satu mahluk yang bisa mencerna, memformatkan, dan mencari asal usul kehidupan yaitu manusia. Manusia yang dikenal sebagai mahluk yang berakal ini punya tantangan terbesar juga pada kehidupan. Dan tantangan terbesar itu adalah asal usul manusia itu sendiri. Pembahasan pada asal usul manusia sudah banyak. Bahkan sampai sekarang ini belum ada jawaban yang konkret yang bisa di verifikasikan menjadi jawaban yang benar-benar valid.

Ketika kaum terpelajar dan kita ini hampir saja bosan mencari asal kehidupan, dikarenakan jawaban yang didapat selalu ngambang dan tidak pasti. Maka ada sebagian orang hampir tidak memperdulikan hal ini. Dan orang tersebut hanya memikirkan masalah ekonomi dan bagaimana bisa hidup sejahtera di negaranya. Maka zaman sekarang ini banyak yang lebih tertarik pada perbaikan sebuah bangsa terlebih yang terjadi di Negara kita ini, dibanding mencari asal usul manusia itu sendiri.

Fenomena yang ada di Negara kita ini selalu menjadi pembahasan yang utama dimana-mana. Dari mulai keluarga, di warung kopi tempat nongkrong sampai pada meja perwakilan rakyat. Yang namanya ekonomi jangan ditanya lagi buat pembahasannya, pasti menjadi topik yang hangat. Jadi teringat suatu hari, waktu saya balik kerja dan singgah ke warung kopi. Dimana saya saat itu terpancing obrolan dengan orang tua yang sedang mabuk tapi anehnya bisa menjawab dan lebih nyambung dari apa yang saya tanyakan. Dan saya menyebutnya Opah (kakek).

“Dik, tahukah kamu ketika Tuhan beropini tentang Negara ini..?!”. tanya si Opah.

“Memang Tuhan beropini apa pah?!” dan

“Bagaimana opah tahu kalau itu Tuhan yang beropini?!” tanya saya.

“Semalam malaikat membocorkan rahasia itu pada saya” jawab si Opah.

“Oh ya nama kamu siapa dik?!”

“Nama saya Gul” jawab saya.

“Begini ceritanya dik Gul yang ganteng” (hahaha..huahahaha)è asal deh..!!

Kemarin (opah) sedang enak tidur lalu medadak opah terbangun dan duduk diruang tamu setelah opah ambil minum dari dapur. Dan pada saat itu ruang tamu gelap karena lampunya sudah dimatikan, hanya ada cahaya dari lampu jalanan yang tembus pada jendela rumah. Ketika gelas opah taruh dimeja dan opah menengok ke kanan, opah panik dan kaget karena ada sosok mahluk bercahaya yang ingin bercerita satu hal rahasia pada opah tentang fenomena Negara Indonesia ini. Tadinya opah ragu dan takut tapi rasa penasaran itu menghilangkan rasa takut opah pada sosok itu. Setelah itu mahluk bercahaya itu bicara kembali dan memperkenalkan dirinya pada opah bahwa Ia itu adalah “malaikat”.

Si malaikat itupun mulai bercerita pada opah, inilah rahasianya :

è Tuhan cukup tersenyum indah setelah menciptakan kehidupan khusus buat manusia di satu planet bernama “bumi”. Lalu teman-teman saya para malaikat bertanya pada Tuhan,

“Tuhan Kau kali ini menciptakan sesuatu sampai tersenyum begitu, memang apa kelebihannya”

Tuhan menjawab “di planet yang namanya bumi ini menjadi istemewa karena ada keseimbangannya yaitu kelebihan dan kekurangannya”.

Tuhanpun kembali menjelaskan “Pada bumi itu terbagi dari beberapa benua dan dari satu benua itu terdiri dari beberapa kepulauan”.

“Di benua Eropa sebelah Barat, Tuhan menciptakan tanah dengan dataran yang tinggi, penuh peluang, dan sangat menyenangkan. Seperti Negara Inggris, Skotlandia dan Perancis tetapi Tuhanpun memberi hawa dingin yang menganggu dan yang dinginnya itu bisa menusuk tulang”.

“Di benua Eropa sebelah selatan, Tuhan menciptakan masyarakatnya yang agak miskin. Seperti Spanyol dan Portugal tetapi disana banyak kita temui sinar matahari yang hangat serta pemandangan yang eksotis di selat Gilbartar”.

Dan banyak sekali Tuhan menjelaskan kekurangan dan kelebihan di setiap benua seperti benua Asia, benua Afrika, benua Amerika dan benua Australia. Semuanya telah Tuhan jelaskan pada malaikat-malaikat yang mendengar opini Tuhan.

Lalu saya (malaikat) melihat ada pulau “I” daerah apakah itu Tuhan pulau “I” itu?!

Dan Tuhan pun menjawab itu adalah “Indonesia”. “Negara yang sangat kaya dan sangat cantik di planet bumi. Ada jutaan flora dan fauna yang telah Aku ciptakan di sana. Ada jutaan ikan segar di laut yang siap panen. Banyak sinar matahari dan hujan. Penduduknya Kuciptakan ramah tamah, suka menolong dan berkebudayaan yang beraneka ragam warnanya. Mereka pekerja keras, siap hidup sederhana dan bersahaja serta mencintai seni.”

Dan saat Tuhan habis menjelaskan tentang Indonesia, maka

Para malaikatpun terheran-heran dan protes pada Tuhan “katanya tadi setiap daerah itu ada keseimbangannya yaitu kelebihan dan kekurangannya” tapi kok aneh ya pada Indonesia hanya baik-baik saja dimana kekurangannya Tuhan?!

Tuhanpun menjawab “lihat tuh berapa banyak masyarakatnya yang hidup dibodohkan oleh masyarakatnya sendiri, lihat tuh kasus Bank Century, lihat tuh kasusnya Marsinah dan lihat juga berapa banyak sejarah yang dimiringkan karena kekuasaan. Dan lebih konyolnya lagi masih ada banyak masyarakatnya yang berpangku tangan pada pemerintah dan kurangnya kesadaran pada masyarakatnya. “Dan pemerintahannyapun kurang tegas”

“Ya itulah ceritanya Dik Gul, Opini Tuhan tentang Indonesia yang diceritakan malaikat pada saya”. Tutur si Opah.

“Ya terima kasih banyak opah buat obrolanya malam ini”. Jawab saya pada opah.

***

Sayapun pulang dengan geleng-geleng kepala dan takjub juga mendengar cerita si opah yang bertemu malaikat yang membahas tentang Indonesia ini. Setelah itu saya tersadar dengan bunyi alarm di HP saya.. ternyata itu semua hanya mimpi, bertemu dan ngobrol dengan opah juga hanya mimpi terlebih cerita opah tentang malaikat itu semua dalam mimpi.. hahahaha 😛 tertawa lagi ah huahahahahaha…hahahahaha J.

Pesan :

Tulisan ini terinspirasi pada thread yang pernah ada di millist yang saya ikuti oleh seorang teman tentang point idenya, lalu saya coba buat tulisan dalam bentuk cerita dan saya kembangkan lagi hingga menjadi satu tulisan yang utuh, tulisan ini hanya fiksi. Dan yang ingin saya sampaikan pada pembaca. Bahwa pesan mimpi saya di atas adalah “kita yang hidup di negeri tercinta ini tidaklah dihukum oleh Tuhan dan tidak juga ditakdirkan dalam keadaan yang sempit ini. Tapi kitalah sedang menghukum diri sendiri karena kurangnya kesadaran dan tanggung jawab pada setiap permasalahan yang ada pada negeri ini.”

Salam Perubahan.

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~ PiSs ah…!! :p