SEMANGAT LAGU PENUTUP DORAEMON

Ehmm..mm, apa kabar? Baik kan..?! 🙂

Siapa sih yang tidak kenal kartun Doraemon? kartun Jepang yang sudah terkenal ini dan cukup berumur juga. Tapi yang anehnya dari zaman ke zaman tetap eksis, karena saya pikir kartun ini cukup cerdas. Dimana ide setiap ceritanya membuat kita berharap, berpikir tentang teknologi dan masa depan dunia.

Sekarang bila kita sedikit kritis dan ambil sesuatu hal baik yang ada pada kartun ini, kemungkinan besar bermanfaat buat kita, buat negara dan juga buat semua manusia yang ada dibumi ini. Coba bila kita lihat tokoh dalam serial kartun ini, kita bisa temui banyak karakter yang sebenarnya tidak jauh beda dari kehidupan nyata kita, bukan? Coba saja kita lihat sekililing kita, dimana ada sebuah kekuasaan “Yang kuat, Yang berkuasa”, ada yang cerdas, ada yang bodoh sekaligus malas dan ada juga kasih sayang terhadap orang lemah (Walaupun sedikit).

Semangat, ya itulah dasar segala kemajuan. Kartun ini memberikan spirit buat penontonnya. Semangat yang luar biasa buat semua umat manusia, semangat memajukan peradaban kita. Tinggalkan dulu sebentar segala atribut yang kadang meracuni pikiran kita “Bahwa kita harus menjauhkan hal dunia”. Bukankah segala aturan Tuhan berlaku buat kita yang hidup di dunia? dunia bukanlah senda gurau dan saya percaya dunia hanya persinggahan kita. Tapi sekali lagi, apakah dunia perlu di jauhi? menurut saya yang perlu di jauhi itu hal-hal yang tidak bermanfaat atau hal yang dapat merugikan kita sendiri.

Global Warming, issue ini bukan hal baru dan berita ini juga yang membuat sebagian dari kita ketakutan, entahlah berita ini fakta atau “hoak”. Tapi yang perlu kita pikir ulang adalah penyelamatan diri kitanya (manusia). kita bisa jujur, bahwa kita ini sebenarnya adalah sebuah fenomena anomali (kehendak) dari alam yang kita huni ini. Kitalah yang ketakutan tentang pemanasan bumi secara drastis, apa memang alam ini yang ketakutan? dan apakah benar kita ini juga bisa menyelamati bumi ini? Berapa banyak cara yang sudah kita lakukan untuk alam ini? tidak lebih semua itu bukanlah buat alam ini, tapi buat kita sendiri. Terlalu naif, bukan? bila kita begitu sok nya mau menyalamatkan bumi ini. Logika sederhananya seperti ini, menurut para ahli astronomi “bahwa bumi yang kita huni ini dulunya pernah kejatuhan banyak meteor”. Nah, dari sini kita bisa tahu diri! Apa yang bisa kita perbuat jika buat kedua kalinya meteor itu jatuh kembali pada bumi ini? apa yang bisa kita selamatkan?

Tapi kita juga tidak perlu khawatir tentang ini, kita punya semangat yang tidak di miliki oleh mahluk ciptaanNya yang lain. Semangat tetap menjaga ke-eksistensian kita, semangat membangun segala kekurangan kita, yaitu membangun pola pikir yang maju, membangun segala kebaikan, membangun segala dimensi yang menyentuh ke-eksistensian kita. Beban ini hanya kita yang mampu memikulnya. Jadi kita harus terbuka setidaknya buat dunia, bukan menutup diri pada dunia. Dunia tidak bersalah dan kenapa kita sering menyalahkannya? Bukankah kebaikan dan keburukan itu adanya di pemahaman kitanya. Jadi karena hal inilah juga, kita sering salah paham menilai dunia.

Ada salah satu akhir dari lagu endingnya kartun Doraemon, yang menurut saya selain enak di dengar, lagu ini juga memberikan kita semangat merevitalisasi segala dimensi yang menyentuh ke-eksistensian kita.

Lihat-lihatlah bunga yang sedang mekar
Tiba saat mengucapkan selamat pagi
Masa depan semua mari kita bangun
Lalalala lalalala bernyanyi bersama

Saya hidup di bumi ini masa depan dengan kapal angkasa
Mari kita banyak-banyak berikhtiar
Menjadikan satu-satu kita wujudkan
Kita hidup di bumi ini
Pagi ini esok dan seterusnya
Masa indah sangat banyak kota impian…

Sumber liriknya Disini ….. Buat Kamu Yang mau dengar lagunya Download aja DISINI From Idws

Salam Perubahan.

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~ PiSs ah…!! :p

Related Posts

KOPI DAN ORIENTASI KRITIK

Ilustrasi : Google

Ilustrasi : Google

Sekedar Intermezzo,

Sadar tidak sadar pembentukan karakter pada diri ini sangat dipengaruhi dari satu pola yang kita anggap menarik. Seiring itu pula kita mengasumsi banyak pikiran orang, tapi belum tentu sama makna pemahamannya pada orang yang menjadi asumsi kita sendiri. Maka setiap pemahaman kita ini tidak lepas dari kritik.

***

Membahas kritik tidaklah asik bila kita tidak tahu apa itu kritik, bukan? Kritik itu kata dasarnya adalah kritikos berasal dari bahasa yunani. Dan kata kritikos itu sendiri dari kata krites yang artinya orang yang memberikan pendapat beralasan” atau “analisis”, “pertimbangan nilai”, “interpretasi”, atau “pengamatan”. Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Mau tahu lebih lanjut bisa lihat disini.

Kerangka berpikir kritik menawarkan ruang baru dan ruang gerak untuk membangun suatu ide yang lebih baik dari sebelumnya. Dan sudah menjadi kepastian bahwa kemajuan dibidang apapun didapatkan karena adanya kritik.

Seks dan Kopi Hangat yang pernah ditulis oleh Mariska Lubis, menginspirasikan tulisan ini “kopi dan orientasi kritik”. Kritik bagaikan kopi, bukan? Pahit dirasa tapi entahlah ada kenikmatan tersendiri. Kenikmatan kopi akan berkurang bila kita minum dalam keadaan dingin dan menjadi suatu kenikmatan yang luar biasa bila dalam keadaan panas. Begitupun daya tarik kritik pastilah panas dan bila semakin panas maka semakin bisa dinikmati.

Adalah suatu keegoisan jika kita tidak bisa menerima kritikan. Dan dari tidak bisanya kita menerima kritikan maka dari sinilah timbulnya pembenaran diri. Dimana kita selalu merasa benar dari apa yang kita ucapkan, kita lakukan, padahal belumlah tentu itu semua benar. Kita sering terjebak dalam pikiran kita sendiri seperti halnya ikan dalam aquarium terasa bebas tapi sebenarnya tetaplah dalam aquarium.

Ludwig Feuerbach adalah filsuf yang membakar pikiran dan hati banyak orang. Satu kutipan dari Feuerbach adalah “Manusia … baru menjadi manusia melalui manusia lain”. Feuerbach adalah seorang yang sangat kritis terhadap agama. Baginya agama atau kepercayaan pada Tuhan hanyalah proyeksi manusia. Siapa coba yang tidak terbakar bila mendengar dan melihat tulisan yang dinyatakannya dan ditujukan untuk para theis?  Tapi bila kita melihat secara praktisnya memang ada juga bukan? Kita bisa lihat dari sejarah yang ada tentang kekuasaan, yang memerintah sesuatu hal dengan mengatasnamakan Tuhan padahal ada hidden needs (tujuan yang tersembunyi  tanpa ada hubungannya dengan Tuhan).

Kutipan “Manusia … baru menjadi manusia melalui manusia lain”. Ini jelas masuk akal dan berdasar karena kita tidak bisa pungkiri lagi bahwa kita harus butuh seseorang, maka kita juga dikenal dengan mahluk sosial. Pemberian dan berbagi buat saya itu tidak harus berupa hadiah dan nasehat-nasehat tapi kita juga bisa memberikan dan berbagi dengan kritik. Namum kritik yang dimaksud adalah kritik yang membangun dan punya kualitas kritik yang baik.

Kritik yang diberikan oleh Feuerbach tentang agama dan kepercayaan. Membuat kita berpikir dan bertindak bahwa agama itu adalah panggilan hati yang tidak bisa dijual dan ditunggangi atas kekuasaan. Hingga masyarakat sekarang ini lebih berpikir kritis terhadap sesuatunya. Dan sekarang kita juga lebih pintar serta lebih waspada terhadap isu dan provokatif yang mengatasnamakan agama dan Tuhan. Karena agama dan Tuhan adalah sasaran paling empuk sebagai alat provokatif. Dan dengan adanya kritik seperti ini kita lebih mengenal apa fungsi agama dan Tuhan?

Satu hal kritik yang baik adalah kritik terhadap pemahaman seseorang yang menjadi objek kritik kita. Artinya kritik disini bukan menganalisa objek Si pemaham, tetapi hasil pemahaman atau hasil analisa orang itu terhadap objeknya.

Sebagai contohnya saya punya bunga mawar dan andapun diberikan bunga mawar yang sama, setelah itu kita sama-sama disuruh untuk merawat agar tumbuh bunganya dengan cepat dan indah. Anda dan saya sama-sama menyiram secara teratur dan anda memberikan pupuk bunga tapi saya hanya menyiram bunga tanpa memberikan pupuk. Dan kemudian hasilnya bunga mawar yang ada pada anda lebih cepat tumbuh dan berkembang. Dan bunga mawar yang ada pada saya berkembang tapi cukup makan waktu yang lama. Disinilah kritik bisa dibangun bahwa pemahaman saya tentang merawat mawar itu yang salah. Yang tidak mengikuti prosedur yang benar. Jadi kritik itu ditujukan pada pemahaman seseorang bukan objekya yaitu bunga mawar itu sendiri.

Buat saya contoh diatas ini sering terjadi dan menjadi kekeliruan atau fallacy. Dimana yang sering kita kritik adalah objeknya (bunga mawar) bukan pemahaman si penganalisa objek tersebut (saya dan anda). Ya jika seperti ini wajar diskusi buat pembelajaran diri sering tidak konek. Dan yang ada hanya panas  yang tidak nikmat karena tidak terarah kemana, dan pembahasanpun  entah kemana, seperti kita tahu apa itu “kopi” tapi tidak tahu cara menikmatinya. Dan dari sinipula kita bisa terjebak dengan pemahaman kita sendiri.

Bawalah semangat “empty your cup” dan “open minded” karena bila kita membawa semangat kedua itu, kita bisa lebih mudah memahami sesuatu. Dan selalu memberikan ruang kosong untuk dimasuki hal dan pemahaman baru dari luar yang bisa menambah wawasan kita lebih luas dan bukalah pikiran kita seluas-luasnya.

Kita tidak perlu takut terbawa hal yang mengarah ke negative karena tesis itu berbarengan bersama antitesis yang sudah ada. Singkatnya seperti ini kita tahu dan bisa membedakan warna hitam dengan warna  lainnya karena kita tahu warna yang beda dari warna hitam seperti, putih, merah dan lain-lainya yang sudah kita tahu sebelumnya. Dan bagaimana bisa ada warna-warna lainnya dalam pemahaman kita itu? Ya, karena hasil analisa kita terhadap dunia luar (eksternal) yang dikategorikan didalam pemahaman kita (internal).

Jadi kritikpun bisa dibantah selama kita bisa memberikan penjelasan sesuai kaidah hukum logika dan hukum positif yang berlaku.

Salam berbagi kritik,

Pesan :

Tulisan ini tidaklah akademik hanya coret-coretan dan terinspirasi dari judul tulisan teh ML Seks dan Kopi Hangat”. Dan tulisan ini juga pola pikir dan hasil logika saya sendiri dari hasil pengasumsian banyak pikiran orang. Yang pastinya tulisan inipun tak lepas dari kritik karena pemahaman saya tentunya beda dengan anda. So pastinya saya akan menerima segala kritik yang berdasar. I luv u all…  🙂

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! 😛

Ada Badut-badut yang Tidak Lucu

Ilustrasi google

Semenjak masyarakat negeri ini banyak yang mengenal baca, tulis dan berhitung maka bisa dikatakan negeri ini menuju gerbang pintu kemajuan walaupun belum memasuki pintu kemajuan. Dan tidak sedikit juga dari kalangan masyarakat yang sudah mengenal internet yaitu jaringan komunikasi termudah buat mengakses info seluruh dunia. Dengan jasa internet kita bisa menerima berita dan info-info terkini dari info yang up to date sampai dengan info yang sudah lamapun masih bisa kita dapatkan.

Hidup pada zaman digital dan teknologi yang memudahkan komunikasi membuat wawasan kita semakin bertambah dan mau tidak mau kita harus tetap bersaing bukan antar Negara saja tapi bersaing dengan individu yang lain yaitu dialog lokal antara banyak pribadi yang hidup di negeri ini. Dan kali ini saya tidak membahas persaingan antar Negara karena menurut hemat saya persaingan lokal mungkin lebih penting.

Permasalahannya bukannya masyarakat ini takut akan persaingan. Tapi persaingan yang tidak sehatlah yang jadi permasalahan utamanya. Bersaing ingin menjadi wakil rakyat dengan banyaknya praktek dan trik yang tidak jujur yang dilakukan oleh calon wakil rakyat bisa menjadi pemicu agar hidup disini bisa bahagia maka jadilah badut-badut penghibur rakyat (penghibur sementara) dan setelah menjadi wakil rakyatpun tetap melakukan cara-cara yang tidak sehat pula walaupun tidak semuanya begitu.

Seorang wakil rakyat yang tadinya dipercaya sebagai wakil, seharusnya mampu membawa negeri ini untuk maju dan mampu membawa negeri ini keluar dari segala kesulitan yang melandanya. Dan ternyata “Pengkhianatan atas nama profesi” itulah yang sering terjadi disini, kesempatan dan kepercayaan masyarakat Indonesia sering digunakan sebagai kesempatan memperkaya diri dibanding tugasnya sebagai wakil rakyat.

Dari banyak individu yang merasa terpanggil untuk membawa negeri ini keluar dari krisis multi dimensi maka pengobralan janji-janji begitu muluknya yang membuat para pendengarnya disihir dan terhibur seperti melihat badut-badut diatas panggung walaupun sebenarnya tidak lucu. Tujuan badut-badut itu sebenarnya tidak untuk menghibur penontonnya tapi hendak menipu. Dan setelah penontonnya merasa terhibur maka badut-badut itu kembali memulai aksi triknya

Praktek pembodohan masyarakat memang sering dilakukan badut-badut itu. Karena masyarakat awam masih belum mampu mengenali dan membedakan mana yang menjadi benar-benar pahlawan yang membela mereka dan mana yang hanya menjadi badut-badut penghibur. Dan anehnya masih saja banyak yang percaya dengan hiburan sementara yang tidak mampu memberi jalan keluar. Yang hanya menggerogoti tubuh dari dalam seperti virus penyakit yang susah terdeteksi dan susah diobati.

Dan itu semua yang sudah kita rasakan hidup diberbagai orde yang pernah mengisi kekuasaan pada negeri ini. Dan buat kita yang masih muda yang lahir pada saat negeri ini sudah merdeka sudah seharusnya dengan gairah muda membangun dan memperbaiki keadaan negeri ini tanpa harus berpangku tangan menunggu pahlawan-pahlawan yang tidak tahu kapan datangnya. Dan kita seharusnya tidak putus asa untuk bisa menjadi pejuang dan menjadi pribadi yang tangguh.

Kita harus yakin negeri ini sebenarnya tidak dihukum oleh Tuhan. Pilihan maju dan tidak majunya negeri ini ditangan kita semua dan menjadi tanggung jawab bersama. Bukan lagi diserahkah pada pemerintah saja tapi dari berbagai pelosok dan status semua golongan haruslah punya andil berbuat sesuatu pada negeri ini.

Negeri ini tidak butuh badut-badut yang sebenarnya tidak lucu. Menjadi wakil rakyat bukanlah masalah hanya saja sangat disayangkan bila seorang wakil rakyat bersikap seperti badut yang tidak lucu yang selalu mengenakan kostum badut yang menipu rakyatnya sendiri. Disana-sini banyak kita temukan badut-badut yang tidak lucu dari kelurahan sampai pada Dewan dan Majelis Perwakilan Rakyat. Apakah memang negeri ini, negerinya para badut melatih diri dan tempatnya berkembang biak?

Tapi kita cobalah jangan pesimis dengan komunikasi yang ada kita bisa belajar berkritis dan belajar melihat sesuatu dengan konkret. Dan coba tanamkanlah benih-benih cinta pada negeri ini dan terus mengejar menjadi pribadi yang unggul agar kita bisa membantu pemerintah dan semua golongan masyarakat yang ada di negeri ini agar keluar dari krisis multidemensi dan menjadikan negeri ini bukan negeri para penghasil badut-badut yang tidak lucu.

Teknologi dan sarana komunikasi sudah mudah didapatkan tinggal bagaimana kita dapat mengapalikasikannya pada kemajuan untuk kita semua yang tinggal dinegeri tercinta ini. Salah satu sarana komunikasi dan buat pembelajaran pembentukan karakter dan info-info yang aktual bisa didapatkan di blog ini, hehehe becanda deh.

Salam berkarya,

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya Oleh Gw Untuk Lo~ PiSs ah…!! :p

JAWABAN BUAT THEIS

JAWABAN BUAT THEIS

Sebuah pelajaran yang berharga buat seorang theis  yang cuma berkelas pada teori dan konsep tentang ketuhanan namun tidak mampu menghadirkan konsep tuhan pada kenyataan hidup. Mereka  selalu bilang bahwa kebaikan berasal dari tuhan. Seorang yang sering mengucapkan dan mengkonsepkan bahwa tuhan itu maha baik seharusnya bisa tercermin dari prilaku pengucap tersebut. Dan dari sikaplah semua orang bisa dinilai bukan dengan konsep yang dipaparkan. Apakah perlu label theis, atheis dan agnoktis dikenakan pada setiap orang? Jauh sebelum kita lahir masalah seperti label-label yang dikenakan hanya mentok pada bentuk teori bukan pada bentuk praktis.

Salah satu persyaratan agar bisa dibilang hidup adalah gerak. Karena gerak bisa diartikan sebagai tumbuh, berkembang dan bisa berpindah tempat. Dan gerak adalah sebuah hukum yang harus diterima oleh manusia agar bisa dibilang hidup. Karena alasan “gerak” ini kita bisa membedakan mana yang bisa dikatakan  seseorang itu bisa dikatakan benar-benar berlabel theis yang bukan hanya dalam konsep/teori. Kalau memang tuhan maha baik sudah sewajarnya kita berbuat (gerak) baik karena kita mengikuti ajaranNya, bukan dengan angan-angan tapi mencoba praktis karena konsep itu hanya ada didalam pikiran kita yang belum tentu berguna buat sekitar. Baik binatang, tumbuhan dan manusia haruslah ikut merasakan kebaikan kita dengan perbuatan kita. Inilah tantangan buat seorang yang mengakui sebagai theis  dan berbuatlah karena mengerti apa yang diperbuat.

Sesuatu pengetahuan yang sudah masuk didalam pikiran kita tetap tidak bisa dinilai menjadi baik karena penilaian itu harus ada sesuatu yang nyata atau real dalam bentuk sikap yang bisa dilihat oleh mata kepala kita sendiri dan mata hati kita. Coba kita renungkan kembali dari pertama kita lahir yang belum bisa berbuat apa-apa sampai dengan bisa memilih dan memilah semua yang ada karena proses pembelajaran, tapi apalah artinya itu semuanya tanpa perbuatan.

Belajar membaca, menulis dan berhitung menjadi sia-sia ketika mati ataupun kita yang mempunyai konsep dan pengetahuan yang tinggi tentang ketuhanan tidak bisa berguna ketika dihadapkan kematian lalu semua hasil pikiran kita musnah begitu saja dibawa keliang kubur. Tujuan hidup bukanlah berakhir pada kematian tapi tujuan hidup yang jauh lebih bernilai baik ketika kita dengan masing-masing keunikan yang dimiliki sanggup membuat sesuatu yang berharga dan sangat bermanfaat buat banyak orang. Bukankah seorang theis itu dituntut untuk berbuat baik dengan ilmu pengetahuan? Maka ilmu pengetahuan akan menjadi nilai yang baik ketika diaplikasikan dengan perbuatan kita selama hidup.

Menjadi theis itu kadang bisa berbeda pengetian dari makna theis itu sendiri. Theis adalah orang yang percaya keberadaan tuhan namun dalam praktik hidup keseharian tuhan tidak ada. Dan kalau memang menjadi theis adalah panggilan hati maka sudah sewajarnya kita harus menghadirkan tuhan lewat kesadaran dalam praktek hidup bukan selalu dengan opini dan konsep-konsep terus tapi dengan sikap.

Lalu apa manfaatnya label-label tersebut dan semua atribut pikiran yang kita kenakan kalau dalam kenyataan kita berbeda pada label itu sendiri. Label theis tidaklah menjamin kita menjadi sesuatu yang berguna dan tanpa label apapun bisa jadi berguna bila memang kita mengedapankan ajaranNya dengan hidup ini.

Pesan :

Tulisan yang saya buat ini hanya konsep juga kok..jadi konsep-konsep yang ada hanya berlaku pada diri anda masing-masing yang tidak bisa dipaksakan buat orang lain. Artinya konsep label theis itu masalah hal privasi tapi kalau bersikap sudah harus dipertanggungjawabkan  untuk diri sendiri tapi juga buat sosial (orang lain).

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

UPACARA DI BAWAH BENDERA “TELEVISI” DAN PARA PENGEMAR VIRUS LATAH

Lagi santai menikmati liburan setelah 6 hari lamanya bekerja akhirnya datang juga hari yang dinanti. Karena merasa ketinggalan acara tv jadi mulai saya klik-klik remote tv dan dari satu saluran swasta yang saya tonton selama setengah jam yang beritanya hanya peristiwa kekerasan dan berbagai motif, modus, dan segala trik kejahatan serta akibat-akibatnya dari kekerasan tersebut membawa saya pada kesimpulan ngerinya hidup di negeri ini. Namun kita sadar bukan? bahwa yang saya lihat dan yang saya simpulkan hanya kesimpulan yang abstrak.

Kemudian setelah itu saya klik kembali ke saluran acara tv swasta yang lain dan sekarang yang saya temukan berbagai acara tv tentang sinema rohani, kehidupan mewah, dan segala roman hidup. Dari acara-acara tersebut yang saya tangkap ternyata mampu membuat hipnotis dan bisa memberi suggesti pada masyarakat kita bahwa kenyataan hidup itu sama seperti acara sinema-sinema yang di tonton. Mungkin mereka lupa bahwa acara tv tersebut hanya hiburan semata dan kemungkinan besar sebagai lahan bisnis buat mereka yang memang idealisnya adalah kapitalisme. Sinema-sinema itu banyak khayalan jauh dari kenyataan yang kita lihat bukan? Walaupun ada manfaatnya juga sangat tidak banding dengan efek buruknya pada hidup yang nyata. Dan bila saya coba mengkritisi seperti ini :

  • Sinema rohani, pada dasarnya sangatlah bermanfaat dengan pesan-pesan energi spiritual mencari kesadaran bagi si penonton. Namun yang kita lihat bukanlah pesan-pesan energi spiritual yang di utamakan tapi pesan menakut-nakuti penonton masyarakat awam yang belum melihat acara tv itu bukanlah info yang utama. Terlalu banyak pesan tidak logis yang di kasih para penonton setia sinema tersebut yaitu pesan-pesan yang berbau klenik, gaib, dan hal-hal yang di luar masuk akal. Dan seringnya kita di sugguhkan acara tv tersebut maka hal itu bisa menjadi kebutuhan imajinasi kita yang mulai berkembang seiring acara dan model sinema seperti itu, dan inipula yang harus ada filternya. Karena bila setiap hari dalam 24 jam kita punya waktu dan diisinya paling sedikit 3 jam buat habiskan untuk hal itu maka akan ada penggeseran nilai-nilai spiritual (baca: kenyataan) menjadi nilai spiritual dalam bentuk klenik.
  • Sebagai contoh dengan temanya “orang yang memakan uang haram dan ketika meninggal kuburannya penuh belatung” maka penilaian kita (penonton) akan takut dan merasa tenang seakan tuhan itu membalas orang-orang yang makan uang haram tersebut dengan hukuman seperti itu. Dan inilah yang menjadi pertanyaan saya :
  1. Apakah anda pernah lihat secara langsung kejadian seperti itu?
  2. Apakah memang seperti itu hukumannya?
  3. Bagaimana dengan hukum biologi tentang pembusukan hingga keluarnya belatung-belatung itu?
  • Sinetron kehidupan mewah atau yang di sebut glamour, pastinya sudah tentu berbeda pada kenyataan di Indonesia yang mana masyarakatnya masih jauh untuk kata sederhanapun rasanya kurang pas tapi lebih kebawah (miskin). Sinetron-sinetron yang membuat gigit jari bila menontonnya, coba bayangkan hidup di rumah yang seakan istana dengan kendaraan yang mahal, pembantu dan fasilitas lainnya yang plus. Semua orang ingin melangsungkan mimpi seperti itu tapi tak pernah tahu kapan mimpi itu hinggap di tempat dan waktu yang tepat.
  • Kaitanya dengan kenyataannya adalah hampir setiap orang tua ingin anaknya menjadi orang sukses dan bahagia itu hal wajar. Tapi ini yang menjadi permasalahannya bukan hal yang wajarnya tapi penilaian sukses dan bahagia itu? Bahwa kita menilai kebahagian harus dilihat dengan kemewahan karena terimingi cerita-cerita kemewahan di sinetron itu. Penilaian seperti ini membuat rasa bersyukur itu menjadi sempit dan bila tujuan belum tercapai hanya ada perasaan mengeluh.
  • Sinetron cinta-cinta dan sinetron-sinetron lainnya sama halnya masih mengutamakan uang dan kekuasaan di banding manfaatnya.

Hidup di bawah bendera televisi membuat kita seakan menjadi  bintang ditelevisi dan hampir melupakan kenyataan karena terlalu banyak mengasumsi sugesti dan pesan yang buruk dari televisi. Pada dasarnya televisi bisa jadi sastra masyarakat Indonesia seperti apa yang di bilang Garin Nugroho “Televisi adalah sastra rakyat hari ini”. Tapi sebuah sastra yang baik haruslah mempunyai nilai dan memberi pesan yang logis dan nyata sehingga para penonton acara tersebut bisa ambil contoh yang baik dan bisa lebih berkreasi membuat ide-ide cermelang yang lebih membangun negeri ini.

Sebuah ide itu lahir dari ide sebelumnya dan terus-menerus memperbaiki ide yang ada atau kalau perlu membuat ide itu berbeda sama sekali dari ide yang sebelumnya. Cobalah kita jujur acara di televisi selalu lebih marak dan lebih laris karena satu ide acara yang jauh berbeda yang bisa memberikan hiburan dan suggesti terbaik untuk penonton. Tidak buat acara disini yang kebanyakan mengambil sama persis dari ide sebelumnya hanya berbeda nama acaranya dan inilah yang saya sebut sebagai virus latah. Apa bangsa ini akan mewariskan virus latah ke generasi selanjutnya? Apakah kita memang sudah mendarah daging untuk beridealis virus latah ini?. Saya selalu suka menonton acara televisi dari sebuah acara tentang alam Indonesia ini dan acara-acara tersebut membuat saya bangga hidup di negeri yang kaya sumber alamnya. Dan bila kita mau berkritis sedikit saja tentang hal ini seharusnya kita harus lepas topeng dan atribut pikiran kita yang selalu berpangku tangan terhadap orang lain.

Bangga akan sumber alamnya itu belumlah cukup karena kita tidak membuat kebanggaan pada sumber daya manusianya yang selalu mengenakan virus latah dan atribut pikiran yang berpangku tangan. Hal aneh yang saya temukan dan saya rasakan kenapa wisatawan asing selalu mengaggumi sumber daya alamnya yang permai, banyak budaya dan seni yang membuat kagum untuk di pelajari. Sekali ini kita harus jujur merasa kalah terhadap wisatawan asing itu sendiri, kenapa? Rasa kagum dan rasa ingin mempelajari seni, budaya dan ingin menjelajahi alam Indonesia ini lebih tinggi di banding kita yang tinggal disini. Kenyataan yang saya lihat waktu masalah tarian yang di akui oleh Malaysia itupula yang menjadi renungkan kita, apakah kita memang benar melestarikan budaya tarian itu, seni dan alam ini ? ya kita tidak jujur bukan? Lihatlah di sekeliling kita. Kita lebih tertarik pada hal lain karena kita tidak mau mengenal tarian yang ada didalam seni budaya di negeri ini dan bila ada seseorang dari kita yang suka akan sebuah tarian dan mencoba melestarikannya pasti orang tersebut hanya mendapatkan tertawaan atau di bilang tidak gaulah (ketinggalan zaman) dan ini yang membuat kita semakin tertinggal. Dan inipula yang disebut orang sebagai tamu di negeri sendiri. Kita ini adalah tamu di negeri sendiri, apa pernyataan itu salah? Saya rasa tidak dan inilah fenomena ambiguitas hidup di bawah acara televisi dan virus latah menjadi penyakit yang sulit di hentikan.

Satu hal yang hampir kita lupakan adalah makna upacara hari senin dibawah bendera merah putih lama-lama hilang di telan upacara dibawah televisi. Apakah sebanding jasa para pahlawan yang gugur untuk negeri ini dengan virus latah yang kita endap ? Ini bukan masalah yang sepele kita harus mencoba menghentikanya. Dan bangunlah negeri ini dengan segala kreatiftas yang ada dan bangkitkanlah kembali rasa perjuangan didalam dada kita!!!

Pesan :

note yang saya buat ini hanya sebagai pengingat tanggung jawab kita dan saya ingin mencoba menanamkan rasa hutang pada negeri ini. Dimana kita kecil dan sampai dewasa kita terus mengambil segala kebutuhan pada bumi alam dari negeri ini dan sudah kewajaran kita membayar hutang pada negeri ini dengan melestarikannya serta memperkenalkan ide yang baik pada dunia bahwa negeri ini mampu jadi Negara yang hebat yang tidak mencuri ide-ide dan tidak harus berpangku tangan.

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p