SEBUAH CATATAN DARI LUKISAN KATA

Foto : sunartombs.wordpress.com

Foto : sunartombs.wordpress.com

Bermula dari kotak kardus yang selama ini saya simpan, dan tidak sengaja, yang tadinya saya bemaksud mencari foto waktu sekolah SMP, tapi akhirnya menemukan sepucuk surat dari seorang teman wanita. Begitu terkejutnya ketika saya membaca surat itu, yang berisi ungkapan perasaan dia pada saya. Dan juga beberapa barang kenangan yang diberikan teman-teman pada waktu itu sebagai pengingat persahabatan, yang membawa saya teringat pada masa lalu yang indah.

Dan saya juga teringat pada pelajaran bahasa Indonesia dalam tugas “mengarang” dibangku sekolah dasar, yang sebenarnya buat saya pribadi “mengarang” itu tugas yang membosankan. Tugas mengarang ini membuat jari-jari terasa pegal, karena kita di wajibkan mengarang dan menulis dalam satu lembar buku tulis, dan tentunya juga harus lebih dari empat paragraf.

Tapi yang membuat saya bertanya akan surat cinta yang ada ditangan saya ini, surat yang ditulis begitu banyaknya tanpa ada rasa bosan dan lelah, karena tak lepas ada tujuannya. Dan karena ada tujuan juga, yang membuat saya menulis satu tulisan ini.

***

Kata demi kata menjadi satu kalimat, dari kalimat ke kalimat menjadi satu paragraf, dari paragraf ke paragraf menjadi satu tulisan. Dan dari satu tulisan, kita bisa ambil sebuah kesimpulan dan tujuannya tulisan itu dibuat. Seperti hal nya sebuah pernyataan “Tak ada kata yang tak bermakna”. Begitu juga, apa yang ditulis oleh Aristoteles dalam De Interpretatione, Bahwa kata-kata yang kita ucapkan adalah simbol dari pengalaman mental kita, dan kata-kata yang kita tulis adalah simbol dari kata-kata yang kita ucapkan”.

Sebuah pertanyaan yang tersimpan lama dalam benak, kini pelan-pelan hampir terjawab. Mengapa orang begitu hanyut ketika membaca buku, surat, atau tulisan, entah berisi fiksi atau fakta, entah berupa narasi ataupun deskripsi? Dan ternyata ada hubungannya dengan lukisan kata-kata, karena yang kita baca adalah sebuah kata-kata yang hidup, yang seakan melukisan sebuah cerita ataupun sebuah pemaparan yang menggungah emosi dan memutar pikiran kita.

Sebuah Negara bisa berkembang dan maju peradabannya karena tak lepas dari budaya kesadaran, dan sebagai penunjang akan kesadaran, maka setiap masyarakatnya harus bisa berhitung dan membaca. Selain moral sebagai prosesnya, kita juga harus melengkapi seni tulisan lepas. Belajar menulis dan melukiskan kata-kata yang ingin kita sampaikan itu bisa menjadi pelengkap, yang membawa sebuah Negara ke gerbang kemajuan.

Kenapa belajar melukiskan kata-kata dalam tulisan begitu pentingnya? Sekarang, kita bisa lihat dan putar sedikit pemikiran kita, bukankah dengan menulis kita pasti membaca dan lebih mengerti apa yang kita baca? Membaca, hampir semua bisa membaca, tapi untuk lebih memahami apa yang dibaca, maka kita harus menulis dan melukiskan kata-kata apa yang dibaca tadi. Artinya, kita dituntut untuk lebih memahami apa yang dibaca. Kalau sekedar membaca, inilah yang kadang membuat pesan dari tulisan yang kita baca bagai angin lalu.

Menurut saya, program belajar dan apa yang diajarkan di sekolah begitu pentingnya, terutama pelajaran bahasa Indonesia dengan tugas “mengarang” dan mencatatnya. Dimana program pendidikan disini masih perlu ada “penggalakan menulis” kembali. Orang tua saya sering menceritakan pada saya, bagaimana orang zaman dulu belajar? yang kebanyakan harus “mencatat” karena buku pada saat itu cukup mahal dan sulit didapatkan. Dan dengan alasan ini pula, bahwa dengan mencatat, artinya kita dituntut untuk baca dan harus memahami.

Tidak perlu dibuktikan lagi, bahwa memahami sedikit bacaan itu lebih bermanfaat, dibanding banyak membaca, tapi bagai angin lalu. Disini, kita tidak harus kembali menggunakan cara yang lalu, tapi kita harus mengupayakan semua yang telah diberikan zaman dengan sebaik-baiknya. Metode mencatat dan membuat kesimpulan, dengan melukiskan apa yang dibaca dari setiap buku yang kita punya, atau yang telah dibahas dalam pelajaran, mungkin bisa menjadi salah satu cara yang sederhana, dikarenakan setiap siswa atau seorang pembaca di haruskan merangkum dengan menggunakan gaya tulisan sendiri. Dari sini juga kita bisa tahu bahwa setiap siswa atau seorang pembaca harus memahaminya.

Kita juga bisa lihat kenyataanya lagi, banyak dari guru-guru yang memberi tugas membuat makalah dengan referensi bebas. Dimana setiap siswa-siswanya menjadikan “gaya copy paste” menjadi hal biasa atau mungkin tak dibaca sepenuhnya, yang penting judulnya berkaitan. Padahal belum tentu isinya sama dan berkaitan dengan tugasnya. Kita tahulah, fungsi perpustakan apa? dan sekarang ini, hampir tak laku karena sedikit pengujungnya. Perpustakaan kini telah terhapuskan dengan “budaya copy paste”. Seharusnya perpustakaan bisa berguna sesuai fungsinya, dimana perpustakan bisa juga menjadi bahan referensi tugas dari sekolah.

Membaca dan berhitung itu penting, tapi lebih penting lagi bila kita melukiskan kembali dengan sebuah tulisan dan memahaminya, dari apa yang dibaca dan dihitung.

Salam

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

Catatan :

Begitu bodohnya, saya yang dulu menganggap tugas “mengarang” tidak berguna, Karena surat cinta itu, saya jadi ingin menulis dan mendapatkan ide ini. Entahlah dimana dia (penulis suratnya) sekarang? tapi yang pastinya, terima kasih banyak. Dan sebagai bonusnya, saya berikan pada teman-teman kompasianer karena rasa kangen akan kekuatan virus cintanya.. hahahaha… 😛

SEMANGAT LAGU PENUTUP DORAEMON

Ehmm..mm, apa kabar? Baik kan..?! 🙂

Siapa sih yang tidak kenal kartun Doraemon? kartun Jepang yang sudah terkenal ini dan cukup berumur juga. Tapi yang anehnya dari zaman ke zaman tetap eksis, karena saya pikir kartun ini cukup cerdas. Dimana ide setiap ceritanya membuat kita berharap, berpikir tentang teknologi dan masa depan dunia.

Sekarang bila kita sedikit kritis dan ambil sesuatu hal baik yang ada pada kartun ini, kemungkinan besar bermanfaat buat kita, buat negara dan juga buat semua manusia yang ada dibumi ini. Coba bila kita lihat tokoh dalam serial kartun ini, kita bisa temui banyak karakter yang sebenarnya tidak jauh beda dari kehidupan nyata kita, bukan? Coba saja kita lihat sekililing kita, dimana ada sebuah kekuasaan “Yang kuat, Yang berkuasa”, ada yang cerdas, ada yang bodoh sekaligus malas dan ada juga kasih sayang terhadap orang lemah (Walaupun sedikit).

Semangat, ya itulah dasar segala kemajuan. Kartun ini memberikan spirit buat penontonnya. Semangat yang luar biasa buat semua umat manusia, semangat memajukan peradaban kita. Tinggalkan dulu sebentar segala atribut yang kadang meracuni pikiran kita “Bahwa kita harus menjauhkan hal dunia”. Bukankah segala aturan Tuhan berlaku buat kita yang hidup di dunia? dunia bukanlah senda gurau dan saya percaya dunia hanya persinggahan kita. Tapi sekali lagi, apakah dunia perlu di jauhi? menurut saya yang perlu di jauhi itu hal-hal yang tidak bermanfaat atau hal yang dapat merugikan kita sendiri.

Global Warming, issue ini bukan hal baru dan berita ini juga yang membuat sebagian dari kita ketakutan, entahlah berita ini fakta atau “hoak”. Tapi yang perlu kita pikir ulang adalah penyelamatan diri kitanya (manusia). kita bisa jujur, bahwa kita ini sebenarnya adalah sebuah fenomena anomali (kehendak) dari alam yang kita huni ini. Kitalah yang ketakutan tentang pemanasan bumi secara drastis, apa memang alam ini yang ketakutan? dan apakah benar kita ini juga bisa menyelamati bumi ini? Berapa banyak cara yang sudah kita lakukan untuk alam ini? tidak lebih semua itu bukanlah buat alam ini, tapi buat kita sendiri. Terlalu naif, bukan? bila kita begitu sok nya mau menyalamatkan bumi ini. Logika sederhananya seperti ini, menurut para ahli astronomi “bahwa bumi yang kita huni ini dulunya pernah kejatuhan banyak meteor”. Nah, dari sini kita bisa tahu diri! Apa yang bisa kita perbuat jika buat kedua kalinya meteor itu jatuh kembali pada bumi ini? apa yang bisa kita selamatkan?

Tapi kita juga tidak perlu khawatir tentang ini, kita punya semangat yang tidak di miliki oleh mahluk ciptaanNya yang lain. Semangat tetap menjaga ke-eksistensian kita, semangat membangun segala kekurangan kita, yaitu membangun pola pikir yang maju, membangun segala kebaikan, membangun segala dimensi yang menyentuh ke-eksistensian kita. Beban ini hanya kita yang mampu memikulnya. Jadi kita harus terbuka setidaknya buat dunia, bukan menutup diri pada dunia. Dunia tidak bersalah dan kenapa kita sering menyalahkannya? Bukankah kebaikan dan keburukan itu adanya di pemahaman kitanya. Jadi karena hal inilah juga, kita sering salah paham menilai dunia.

Ada salah satu akhir dari lagu endingnya kartun Doraemon, yang menurut saya selain enak di dengar, lagu ini juga memberikan kita semangat merevitalisasi segala dimensi yang menyentuh ke-eksistensian kita.

Lihat-lihatlah bunga yang sedang mekar
Tiba saat mengucapkan selamat pagi
Masa depan semua mari kita bangun
Lalalala lalalala bernyanyi bersama

Saya hidup di bumi ini masa depan dengan kapal angkasa
Mari kita banyak-banyak berikhtiar
Menjadikan satu-satu kita wujudkan
Kita hidup di bumi ini
Pagi ini esok dan seterusnya
Masa indah sangat banyak kota impian…

Sumber liriknya Disini ….. Buat Kamu Yang mau dengar lagunya Download aja DISINI From Idws

Salam Perubahan.

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~ PiSs ah…!! :p

Related Posts

C.I.N.T.A. CUMA 5 HURUF, Masa iya..?!

Kadang saya itu terlalu pengecut untuk menulis cinta atau mendefenisikanya, karena apa sih hal yang tidak ada hubungannya dengan cinta?! Mustahil bukan?. Seorang penjahat sekeji apapun pasti punya cinta, jadi buat apa kita perlu repot-repot dan sibuk mengajarkan cinta karena mereka sudah tahu. Dan itulah pandangan saya tentang cinta Cuma 5 huruf tapi itu duluuuuuuu sekali!!!

Dimana-mana pasti ada cinta, tidak percaya?! Coba pikirkan! kata cinta itu, ada berapakah kata cinta jika di jumlahkan setiap harinya dari mereka yang membahas dan mengucapkanya?! Terlalu rajin untuk menghitungnya?! Hahaha.. :p cape deh..!!

Bicara cinta itu pasti persoalan hati!! Tapi kata siapa? Mereka yang cuma mengandalkan perasaan, pasti menderita jika cinta hanya dianggap persoalan hati, kenapa? Coba tanya diri anda sendiri, bisakah semua permasalahan dipecahkan dengan perasaan?! Bagi saya perasaan itu berubah-ubah, tidak bisa selalu sejalan dengan awal tujuan. Kita bisa lihat  buktinya dengan adanya perselingkuhan dari hubungan pacaran bahkan yang sudah berkeluarga pun sering terjadi perselingkuhan. Yang katanya sayang dan cinta selamanya. Jadi cinta yang mengandalkan perasaan masih belum bisa menjadikan cinta sebagai kebutuhan hidup secara keseluruhan.

Membahas cinta yang mula-mulanya dari mata lalu turun ke hati sepertinya terlihat sederhana, tapi sebenarnya ini perlu kejujuran dan keberanian yang mendalam. Tapi masa iya, kita lewati senjata yang sangat di andalkan yaitu akal yang sangat cenderung dengan logika.  Sedangkan kejujuran dan keberanian harus melewati akal sehat. Banyak tokoh besar dunia yang mengandalkan logika sebagai cintanya hingga banyak pula sebuah penemuan yang bermanfaat hingga sekarang.

Kejujuran dan keberanian dalam cinta belum tentu bermuara pada pengorbanan. Etika cinta selalu menjadi kewajiban pada setiap orang yang mengandalkanya. Kejujuran wajib, keberanian wajib!! Dan hal inilah yang selalu dicari banyak orang dalam hubungan pasangan suami istri ataupun cintanya para remaja (pacaran). Mereka  yang mengandalkan logika dalam cintanya pasti punya pondasi yang kuat.

Etika dan logika cinta memang cukup sebagai pondasi. Tapi hal ini bukan tanpa masalah loh?!. Duluuuu sekali Si Om filsuf Immanuel Kant atau biasa disebut Kant pernah menerapkan hal ini. Prinsip itulah yang kita pegang. Prinsiplah yang membawa kita punya nilai, tapi nilainya itu hanya yang sama dengan orang yang mempunyai prinsip sama dengan kita pula.

Prinsip kemungkinan besar mengarah pada keyakinan, tapi tidak semua orang sama prinsip dan keyakinannya. Kejujuran wajib, keberanian wajib itulah prinsip-prinsip cinta. Tapi bagi saya ini masih terkesan egois!! Dan ini masih punya permasalahnya, Si Om Kant pernah di ajukan sebuah pertanyaan ilustrasi seperti ini,

Anda punya prinsip berani dan jujur, tapi suatu hari anda ini punya teman atau rekan yang lari dan sembunyi karena ingin dibunuh oleh pembunuh. Lalu rekan anda itu bersembunyi dirumah anda dan ketika itu anda harus berhadapan dengan pembunuh maka Si pembunuh mengajukan pertanyaan pada anda “Apa anda melihat seseorang (teman anda) yang lari ke sekitar sini?” dan sekarang apa yang anda harus lakukan dan ucapkan pada pembunuh tersebut?.

Ilustrasi diatas mengajak kita untuk merasa dan berpikir pada pengorbanan. Korban Perasaan bersalah karena kita telah berbohong dan juga pengorbanan pada prinsip yang selama ini kita jadikan pegangan. Coba jika anda mengikuti prinsip-prinsip yang ada, maka teman anda akan terbunuh bukan?! Kita berbohong seperti itu bukan karena perasaan kasihan pada teman kita, tapi inilah yang disebut cinta itu perlu pengorbanan dalam segala hal dan saya biasa menyebutnya kompromi.

Kompromi itu buat saat ini adalah kunci dari ratusan masalah cinta. Cinta terhadap keluarga, tetangga, Negara dan antar Negara. Hubungan bisa terjalin nyaman karena adanya kompromi di antara semuanya. Dalam keluarga pasangan suami isteri tidak perlu tersiksa karena curiga. Karena kompromi memberikan opsi dan solusi buat keduanya (win win solution). Kompromi adalah komunikasi yang terwujud dengan saling menghargai, toleransi, dan sama-sama perihak yang kita butuhkan. Kompromi bukan kewajiban tapi kebutuhan. Kompromi juga bukan sebagai kepercayaan penuh terhadap satu hal, tapi kompromi itu memberikan pelajaran agar kita selalu berpikir logis sebelum percaya. Dan begitupun sebalikya.

Jadi sebenarnya defenisi cinta menurut saya sejauh mana kita mengenal pengorbanan cinta itu sendiri. “Cinta itu cukup luas tapi hanya seluas pengorbanan kita dan cinta itu terbatas, sebatas kita mengartikan cinta itu sendiri.”

Salam Cinta.

Pesan :

Tulisan ini sebenarnya saya persembahkan pada dua orang kompasianer yaitu pada Teteh Mariska Lubis dan Bang Risman. Karena dua orang itu saya terjangkit virus cinta dalam tulisan-tulisannya. Dan kedua orang itu juga tidak pernah lelah menuliskan cinta disetiap cintanya. Thanks,  🙂

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

KOPI DAN ORIENTASI KRITIK

Ilustrasi : Google

Ilustrasi : Google

Sekedar Intermezzo,

Sadar tidak sadar pembentukan karakter pada diri ini sangat dipengaruhi dari satu pola yang kita anggap menarik. Seiring itu pula kita mengasumsi banyak pikiran orang, tapi belum tentu sama makna pemahamannya pada orang yang menjadi asumsi kita sendiri. Maka setiap pemahaman kita ini tidak lepas dari kritik.

***

Membahas kritik tidaklah asik bila kita tidak tahu apa itu kritik, bukan? Kritik itu kata dasarnya adalah kritikos berasal dari bahasa yunani. Dan kata kritikos itu sendiri dari kata krites yang artinya orang yang memberikan pendapat beralasan” atau “analisis”, “pertimbangan nilai”, “interpretasi”, atau “pengamatan”. Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Mau tahu lebih lanjut bisa lihat disini.

Kerangka berpikir kritik menawarkan ruang baru dan ruang gerak untuk membangun suatu ide yang lebih baik dari sebelumnya. Dan sudah menjadi kepastian bahwa kemajuan dibidang apapun didapatkan karena adanya kritik.

Seks dan Kopi Hangat yang pernah ditulis oleh Mariska Lubis, menginspirasikan tulisan ini “kopi dan orientasi kritik”. Kritik bagaikan kopi, bukan? Pahit dirasa tapi entahlah ada kenikmatan tersendiri. Kenikmatan kopi akan berkurang bila kita minum dalam keadaan dingin dan menjadi suatu kenikmatan yang luar biasa bila dalam keadaan panas. Begitupun daya tarik kritik pastilah panas dan bila semakin panas maka semakin bisa dinikmati.

Adalah suatu keegoisan jika kita tidak bisa menerima kritikan. Dan dari tidak bisanya kita menerima kritikan maka dari sinilah timbulnya pembenaran diri. Dimana kita selalu merasa benar dari apa yang kita ucapkan, kita lakukan, padahal belumlah tentu itu semua benar. Kita sering terjebak dalam pikiran kita sendiri seperti halnya ikan dalam aquarium terasa bebas tapi sebenarnya tetaplah dalam aquarium.

Ludwig Feuerbach adalah filsuf yang membakar pikiran dan hati banyak orang. Satu kutipan dari Feuerbach adalah “Manusia … baru menjadi manusia melalui manusia lain”. Feuerbach adalah seorang yang sangat kritis terhadap agama. Baginya agama atau kepercayaan pada Tuhan hanyalah proyeksi manusia. Siapa coba yang tidak terbakar bila mendengar dan melihat tulisan yang dinyatakannya dan ditujukan untuk para theis?  Tapi bila kita melihat secara praktisnya memang ada juga bukan? Kita bisa lihat dari sejarah yang ada tentang kekuasaan, yang memerintah sesuatu hal dengan mengatasnamakan Tuhan padahal ada hidden needs (tujuan yang tersembunyi  tanpa ada hubungannya dengan Tuhan).

Kutipan “Manusia … baru menjadi manusia melalui manusia lain”. Ini jelas masuk akal dan berdasar karena kita tidak bisa pungkiri lagi bahwa kita harus butuh seseorang, maka kita juga dikenal dengan mahluk sosial. Pemberian dan berbagi buat saya itu tidak harus berupa hadiah dan nasehat-nasehat tapi kita juga bisa memberikan dan berbagi dengan kritik. Namum kritik yang dimaksud adalah kritik yang membangun dan punya kualitas kritik yang baik.

Kritik yang diberikan oleh Feuerbach tentang agama dan kepercayaan. Membuat kita berpikir dan bertindak bahwa agama itu adalah panggilan hati yang tidak bisa dijual dan ditunggangi atas kekuasaan. Hingga masyarakat sekarang ini lebih berpikir kritis terhadap sesuatunya. Dan sekarang kita juga lebih pintar serta lebih waspada terhadap isu dan provokatif yang mengatasnamakan agama dan Tuhan. Karena agama dan Tuhan adalah sasaran paling empuk sebagai alat provokatif. Dan dengan adanya kritik seperti ini kita lebih mengenal apa fungsi agama dan Tuhan?

Satu hal kritik yang baik adalah kritik terhadap pemahaman seseorang yang menjadi objek kritik kita. Artinya kritik disini bukan menganalisa objek Si pemaham, tetapi hasil pemahaman atau hasil analisa orang itu terhadap objeknya.

Sebagai contohnya saya punya bunga mawar dan andapun diberikan bunga mawar yang sama, setelah itu kita sama-sama disuruh untuk merawat agar tumbuh bunganya dengan cepat dan indah. Anda dan saya sama-sama menyiram secara teratur dan anda memberikan pupuk bunga tapi saya hanya menyiram bunga tanpa memberikan pupuk. Dan kemudian hasilnya bunga mawar yang ada pada anda lebih cepat tumbuh dan berkembang. Dan bunga mawar yang ada pada saya berkembang tapi cukup makan waktu yang lama. Disinilah kritik bisa dibangun bahwa pemahaman saya tentang merawat mawar itu yang salah. Yang tidak mengikuti prosedur yang benar. Jadi kritik itu ditujukan pada pemahaman seseorang bukan objekya yaitu bunga mawar itu sendiri.

Buat saya contoh diatas ini sering terjadi dan menjadi kekeliruan atau fallacy. Dimana yang sering kita kritik adalah objeknya (bunga mawar) bukan pemahaman si penganalisa objek tersebut (saya dan anda). Ya jika seperti ini wajar diskusi buat pembelajaran diri sering tidak konek. Dan yang ada hanya panas  yang tidak nikmat karena tidak terarah kemana, dan pembahasanpun  entah kemana, seperti kita tahu apa itu “kopi” tapi tidak tahu cara menikmatinya. Dan dari sinipula kita bisa terjebak dengan pemahaman kita sendiri.

Bawalah semangat “empty your cup” dan “open minded” karena bila kita membawa semangat kedua itu, kita bisa lebih mudah memahami sesuatu. Dan selalu memberikan ruang kosong untuk dimasuki hal dan pemahaman baru dari luar yang bisa menambah wawasan kita lebih luas dan bukalah pikiran kita seluas-luasnya.

Kita tidak perlu takut terbawa hal yang mengarah ke negative karena tesis itu berbarengan bersama antitesis yang sudah ada. Singkatnya seperti ini kita tahu dan bisa membedakan warna hitam dengan warna  lainnya karena kita tahu warna yang beda dari warna hitam seperti, putih, merah dan lain-lainya yang sudah kita tahu sebelumnya. Dan bagaimana bisa ada warna-warna lainnya dalam pemahaman kita itu? Ya, karena hasil analisa kita terhadap dunia luar (eksternal) yang dikategorikan didalam pemahaman kita (internal).

Jadi kritikpun bisa dibantah selama kita bisa memberikan penjelasan sesuai kaidah hukum logika dan hukum positif yang berlaku.

Salam berbagi kritik,

Pesan :

Tulisan ini tidaklah akademik hanya coret-coretan dan terinspirasi dari judul tulisan teh ML Seks dan Kopi Hangat”. Dan tulisan ini juga pola pikir dan hasil logika saya sendiri dari hasil pengasumsian banyak pikiran orang. Yang pastinya tulisan inipun tak lepas dari kritik karena pemahaman saya tentunya beda dengan anda. So pastinya saya akan menerima segala kritik yang berdasar. I luv u all…  🙂

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! 😛

Sosok = Enggakjelasdotcom

Sosok Bayangan

Sosok Bayangan

Benar salah atau membenarkan dan menyalahkan itu semua hanya hasil akhir dari kebenaran. Dan kebenaran tanpa ada yang membenarkan dan menyalahkanyapun tetaplah kebenaran. Sebagai analoginya seperti ini, 1 + 1 = 2, dari jaman sebelum manusia menemukan angkapun mereka sudah tahu bila benda yang sama yang terpisah berjumlah 2 di wilayah yang beda bila di satukan dalam wilayah yang sama maka hasilnya 2 benda yang sama dalam 1 wilayah dan hasilnyapun tetaplah 2 benda.

Jumlah dari hasil 1 + 1 = 2 itulah yang bisa disebut salah satu kebenaran. Dan bagaimana kita bisa membenarkan dan menyalahkannya yaitu dengan hasil tangkapan logika kita dalam menganalisa jumlah 2 tersebut melalui pengalaman kita menyatukan 2 benda yang sama dalam 1 wilayah. Jika sewaktu-waktu kita dihadapkan dengan orang yang bilang 1 + 1 = 4 maka dengan jelas kita akan bilang bahwa itu salah dan kita menyalahkannya. Dan kebenaran dalam 1 + 1 = 2 itu bisa di buktikan dengan logis dan empiris.

Untuk kebenaran hal logis dan empiris mungkin di lain waktu saya akan menulisnya. Membahas kebenaran dan pembenaran tidaklah selesai dengan tulisan saja tapi kita harus bisa menerima dengan logika dan hati yang bersih serta merasakannya dengan kehidupan nyata.

Satu hal yang tidak bisa di pungkiri lagi bahwa diri kita ini memang selalu mencari kebenaran dan seharusnya bukan untuk mencari pembenaran, tapi inilah yang menjadi fenomena keanehan beberapa orang yang mencari kebenaran tapi terlihat seperti malu-malu kaya pahlawan bertopeng dalam serial animasi Sinchan. Memang apa salahnya kita belajar berani beropini dan mengemukakan pendapat kita ini. Dan kalau memang niat kita belajar dan sekaligus mencari kebenaran, maka awal yang baik adalah kita harus membuka diri belajar dari apa yang tidak kita sukai dan mengenggam sebuah tanggung jawab dari apa yang kita tulis dan yang kita pendapatkan.

Judul sosok = enggakjelasdotcom itu diambil dari mereka yang hanya meninggalkan tanya yang tak terjawab. Dari beberapa orang yang mencoba berdiskusi dengan fair dan mencoba mengajak kita bersama-sama mencari kebenaran. Terlebih mereka yang sering teriak-teriak tentang “Inilah Kebenaran” dan kita dituntut harus menerima dengan fair dan fair lagi dari apa yang mereka kemukakan dengan pendapat-pendapatnya itu bukan masalah. Tapi yang menjadi keanehannya adalah keegoisan yang tidak jelas dibalik sosok yang tidak jelas pula untuk bertanggung jawab ketika mereka dibalik tanding dan disodorkan sebuah bukti yang lebih mendukung. Karena satu hal yang namanya mencari kebenaran haruslah bertanggung jawab dan jelas. Dan seringnya kita tidak sadar bahwa kebenaran itu harus jelas maka mereka yang tidak sadar hanya baru beropini mencari pembenaran bukan mencari kebenaran.

Seringnya kita ditinggalkan dengan tanya yang tak terjawab dari sosok yang tidak bertanggung jawab. Yang hanya berani berpendapat dibalik foto dan nama yang tidak jelas dan entahlah mempunyai tujuan apa? Tapi sangat disayangkan bukan? bila saat ini dari apa yang mereka kemukakan dinilai benar dan di anggap benar oleh banyak orang. Tetapi orang lain tidak tahu siapa yang menjadi sosok tersebut.

Ini benar-benar konyol dan kebenaran seperti ini hanya berlaku pada zaman mereka yang menganggap bahwa pendapat mereka ini benar dan dengan sendirinya juga bahwa mereka ini membodohkan banyak orang, kenapa? Kita bisa belajar dari data-data analisa seseorang tersebut dan kita semua bisa tahu dari hasil menengok fakta sejarah mereka.

Mereka yang tidak jelas hanya punya sejarah kosong nantinya, karena orang-orang dimasa depan akan enggan dan tidak bisa belajar dari sejarahnya. Adakah data yang valid yang bisa kita ambil dari sejarah yang kosong. Dan inilah yang saya sebut sejarah kosong. Saya melihat mereka yang jujur dengan intelektualnya tidak pernah takut mengenalkan identitas mereka dan mereka juga sepertinya punya keberanian dan tanggung jawab yang bisa dijadikan contoh. Bagaimana bisa tercipta satu sejarah bila identitas saja tidak pasti.

Belajarlah dari para filsuf, ilmuwan dan pahlawan revolusi yang sering di anggap gila dan ekstrimis seperti Galileo Galilei dan Soe Hok Gie dan lain-lainnya yang terlalu banyak untuk disebutkan dan ditulis. Mereka itu semua adalah orang-orang yang jujur dengan dirinya sendiri (baca : Intelektualnya) dan selalu konsisten dalam belajar dan pastinya punya tujuan yang jelas.

Bercermin pada Galileo Galilei yang di anggap bertentangan saja masih berani mengenalkan identitasnya bahkan beliaupun dihukum karena hasil temuan dan pendapatnya bertentangan dengan doktrin agama pada saat itu. Coba bayangkan bagaimana bila sosok Galileo Galilei tidak jelas. Saya kira masyarakat dunia tidak bisa belajar dari analisa atau hasil pengamatan Galileo. Terlebih perkembangan dunia ilmu pengetahuan yang selalu maju kedepan akan menjadi gelap dan samar. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan itu berasal dari orang yang jelas dan produk sejarah yang jelas pula.

Galileo Galilei hanya cerminan sosok yang hidup dimasa lalu dan bukan dari bangsa ini. Dan sebagai tambahan tulisan ini cobalah kita tengok bagaimana sejarah dan pemikiran-pemikiran Soe Hok Gie dalam membela rakyat yang tertindas dan kenapa kita tidak melihat dari sosok semangatnya untuk mengubah keadaan bangsa ini agar lebih baik. Dan Soe Hok Gie pun mempunyai kejelasan. Saya penggal kutipan dari Gie “Lebih baik di asingkan dari pada menyerah pada kemunafikan”.

Ada hal yang buat saya sangat masuk akal dan berdasar yaitu sebuah Negara yang dilatarbelakangi dan dibangun dengan kebenaran yang jelas maka Negara tersebut akan terus maju. Buat saya pribadi kemajuan sebuah bangsa itu karena didalamnya ada sebuah kesadaran dan kejelasan. Kita bisa mulai dari diri kita sendiri tanpa harus takut dan ragu-ragu untuk menjadi diri sendiri. Bagaimana bisa kita ubah keadaan negeri ini bila kita tidak sadar bahwa kita hanya berani dibalik sosok yang tidak jelas.

Pesan :

Tulisan yang sederhana dan tidak akademik ini hanya mengajak kita membuka semangat baru tanpa harus malu, ragu-ragu, dan tidak jelas. Karena saya tahu siapapun orangnya pasti membutuhkan kebenaran yang jelas. Dan terima kasih buat Teteh Mariska Lubis karena disalah satu tulisannya menjadi inspirasi buat saya untuk menulis ini yang berjudul kebenaran atau pembenaran?. Dan semoga orang yang membaca tulisan ini tidak tersinggung dan lebih merasa percaya diri dan harapan saya adalah tulisan ini menjadi bermanfaat.

Salam Perubahan.

Tangerang 15.47… 22 februari 2010 lupa detiknya hahahaha…

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~ PiSs ah…!! 😛

Di malam hari dengan bermain kata “entahlah”


Kenapa semua orang selalu meributkan sebuah benar dan salah?

Kenapa menjadi aibkah bila seseorang itu tertuduh salah?

Kenapa kebanyakan orang selalu memakai topeng/wajah palsu?

Kenapa semua orang ingin menang?

Kenapa menjadi salahkah orang-orang yang berjalan dalam dunia hitam? Dan kenapa kita mencemoohnya?

Kenapa kita tidak mau berbagi, bila kita  mampu membawa orang itu keluar dari dunia hitam?

Kenapa kita selalu tertarik dengan kekuasaan?

Kenapa kita tidak bisa keluar dari kebanggaan diri?

Kenapa kita tidak suka dengan kekalahan?

Apakah hidup ini hanya mimpi?

Apakah hidup sudah di rencanakan?

Apakah semua akan berarti pada saat kita meninggal dunia?

Apakah kita harus mengenakan image sebagai orang paling tahu akan dunia dan akhirat?

Apakah kita sudah merasa berbuat ini dan itu pada hidup ini?

Apakah kita sudah yakin berguna buat hidup dengan berbuat ini dan itu?

Apakah kita perlu konsep akan semua hal itu?

Apakah konsep kita ini berlaku buat orang lain?

Apa itu perang?

Bagaimana penyebabnya bisa terjadi perang?

Apa itu kemuliaan?

Bagaimana kita menggunakan kemuliaan pada hidup ini?

Apa itu diam?

Bagaimana diam itu bisa menjadi berfungsi?

Apa itu fungsi?

Apa selalu perlu hidup bersama fungsinya?

Apakah anda ingin bertanya?

Kenapa perlu bertanya?

Apa arti pertanyaan anda?

Apakah semua ini berarti buat anda?

Apa artinya saya menulis dan menanyakan ini semua?

Apakah anda bisa menjawabnya?

Kenapa anda ingin menjawabnya? Dan apakah anda memikirkan ini semua?

Kenapa kita harus mikir? Dan Salahkan bila kita tidak memaksimalkan sebuah pikiran?

Bagaimana cara menyelesaikan ini semua?

Kapan ini semua  bisa ada dan bermulai?

Kapan ini semua berakhir?

Kapan dan kapan?

catatan tentang My Blues

Blues bagi saya bukan sekedar musik biasa dan bila banyak orang bilang blues adalah musik jiwa itu bisa tepat sekali, karena nada dan irama yang di berikan blues sangat cepat menyentuh jiwa terlebih dengan keadaan yang emosi, yaitu seperti rasa kecewa yang besar terhadap sesuatu hal yang kita harapkan atau bisa jadi pada saat kita tersadar telah melakukan kesalahan yang sangat besar sekali dan sangat fatal bagi orang yang kita sayangi namun sangat sulit untuk memperbaiki itu semua. Tapi musik blues bisa menemani kita pada rasa kecewa yang kita rasakan yang menikam jiwa. Blues bukan memperburuk keadaan, blues hanya seperti sayap yang bisa membuat kita merasa pergi kesemua dimensi.

Blues itu bagian hidup yang kadang di lupakan, bermusik blues bukan berarti menyakiti diri dengan mendramatisir sebuah keadaaan tapi blues membuat diri seseorang lebih dewasa dari cara berpikir yang sempit terhadap hidup. Blues membawa kita kepada gairah hidup kembali dan blues mengajarkan kita tentang sejarah dan masa lalu yang akan kita selami untuk kedewasaan kita terhadap pandangan nilai-nilai hidup. Bagi saya pribadi bermain pada blues bukan melupakan apa yang Tuhan berikan pada kita justru hal itu mempermudah saya menikmati apa yang telah Tuhan berikan pada kita.

Inilah kenyataan, inilah hidup, inilah kita, inilah perjalanan. Beberapa kata-kata di bawah ini adalah bagian blues saya.

Aku lahir dari sebuah rasa

Rasa itu adalah seni hidup

Maka yang menentukan aku ini hidup adalah rasa

Rasa itu adalah kenyataan, maka maafkanlah aku wahai perasa

Aku dan ketidak mampuan ku ini hanyalah perjalanan rasaku.

Tanpa rasa aku tak mampu menulis kata-kata ini

Aku tidak menjual rasa ini, aku hanya merasa hidup dengan semua rasa

Sesuatu yang selalu melekat pada hidup ini adalah rasa

Rasa adalah energi

Maka dengan rasa aku dapat melihat semua kenyataan…


Saya menulis ini dengan blues dan terima kasih pada blues yang telah menanamkan bunga kehidupan pada hidup saya.

I am Feeling


Selama warna kesedihan itu ada di dunia ini maka keminoran yang jujur akan mengeluarkan segala jeritan hati yang akan di bungkus dalam berbagai karya. Banyak orang bicara kesempurnaan, lalu apakah kesedihan itu adalah satu hal dari kesempurnaan?, yang penting adalah menikmati kehidupan tanpa menyakiti satu pribadipun. Entah kapan hidup saya akan berakhir, sekarang, esok atau masih seribu tahun yang akan datang tak ada yang tahu bukan? Saya tidak akan merisaukannya masalah hal itu, karena hidup saya bukan untuk mati begitu saja.

Bahasa kebebasan yang jujur adalah bahasa yang tidak bisa di nodai oleh sublimasi apapun alasannya hanyalah bahasa hati, bahasa hati atau jeritan hati itu akan selalu hadir menemani perjalanan kita di berbagai peristiwa. Banyak kasus sebuah karya hadir karena daya khayal seseorang tapi tidak bagi saya, daya khayal/mimpi itu hanya sebagai alat kerangka yang bersistematis tapi perlu di ketahui daya khayal itu berbeda dengan jeritan hati. Jeritan hati lahir dari goresan yang sangat sakit dari hati karena kita di tipu oleh kehidupan. Bila kita mau jujur sebuah karya akan lebih indah bila itu lahir dari rasa sakit, rasa ingin nyaman, rasa ketidakpuasaan akan kebebasan karena rasa tidak bisa di gambarkan dan tidak sistematis, maka dia (rasa) perlu alat bantu yang bisa mensistematiskan menjadi kerangka khayal hingga jadi sebuah karya-karya jujur.

Satu hal yang tidak bisa saya pungkiri adalah rasa kecewa terhadap rasa keinginan yang tidak  kesampaian dari apa yang kita harapkan. Apa hidup ini hanya bertujuan untuk mati? Mati karena kecewa, mati dalam keadaan yang sedih, mati dalam kesakitan dan mati-mati lainnya terhadap yang minor, saya rasa sangat sayang mati dalam keadaan seperti itu. Rasa kecewa, sedih, sakit sebenarnya faktor utama untuk membuat karya. Adakah satu karya apapun tanpa rasa? Saya rasa tidak ada satupun karya lahir tanpa rasa.

Siapa yang sangat mengenal rasa maka dia akan selangkah lebih maju tapi siapa yang sering di mainkan perasaannya maka sebenarnya dia tidak mengenal rasa itu sendiri. I am feeling..

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p

Hidup dan keunikannya..

Seseorang yang coba memaknai hidup ini setiap hari, setiap malam dari pagi tahun baru hingga malam akhir tahunnya harus selalu dalam kesadaran untuk memaknai hidup yang memang harus di tanam dalam otak dan hati ini agar kita selalu bisa mengatasi setiap permasalahan yang selalu hadir sebagai bumbu kehidupan.

Perjalanan dalam mencari jawaban siapa kita? Untuk apa tujuan semua ini, mungkin bagi saya hanya bisa di temukan ketika kita berupaya memahami makna hidup kita sendiri. Saat kita menyadari dalam hal apa saja kita adalah unik, saya, anda dan kalianpun sangat berbeda. Tugas unik seperti apa yang sudah kita penuhi, yaitu tugas yang hanya bisa di penuhi seperti saya ini dan untuk itu sekali lagi tidak ada seorangpun yang sama seperti saya.

Setiap penemuan makna memberi kita suatu pemahaman terhadap kehidupan seperti yang kita temukan sendiri, semua ini hanya kepingan hidup dan setiap kepingan tersebut pasti bermanfaat dan tidak ada yang sia-sia. Setiap peristiwa adalah satu langkah untuk mengetahui tujuan semua ini.

Dalam kehidupan mungkin hasrat hidup bermakna sebagai motif belum tentu terpenuhi, karena ketidakmampuan seseorang melihat bahwa kehidupan itu sendiri terkandung makna hidup yang sifatnya potensial. Saya yang sekarang pasti beda dengan saya yang lalu, dan begitu juga anda pasti beda dari yang lalu dan yang sekarang.

Yang lalu-lalu saya mungkin meragukan kehidupan karena saya mengasumsi banyak pernyataan dan jawaban yang belum cukup logis buat saya, beberapa jawaban seperti kita hidup sedang menjalani suatu peran dan terlebih orang yang sok bijak mengatakan hidup di dunia adalah ilusi dan senda gurau atau simulasi hologram membuat saya seakan robot yang telah terprogram. Lalu diri saya bertanya, artinya semua manusia itu sama dan tidak ada keunikannya, apa hidup ini adalah kepalsuan dan mimpi panjang, maka saya jawab tidak tidak tidak sekali lagi tidak hidup bukan menjalani suatu peran, karena peran itu bukan di takdirkan tapi kita sendiri yang menciptakan (Disini saya bicara bukan ketetapan seperti di lahirkan laki-laki dan wanita) terlebih dari itu adalah pemaknaannya. Begitupun hidup di dunia adalah ilusi dan senda gurau atau simulasi hologram bisa jadi ini bagi saya adalah kebohongan atau iming-iming yang mengkebiri upaya berpikir yang tidak membangunkan kita untuk lebih jauh mengerti siapa diri ini dan tujuan semua ini, karena hidup bukanlah ilusi tapi hidup adalah nyata, kalau seandainya ilusi maka bunuh saja semua orang dan berbuatlah semaunya, kenapa ?karena hidup ini adalah ilusi, orang tua, keluarga, teman, kekasih, istri, anak dan semua manusia serta binatang dan tumbuhan itu juga ilusi, sangat menggelikan berpikir sepicik ini jadi buat apa hidup serius kalau memang senda gurau.

Saya yang lalupun berpikir kerdil, saya mengira bahwa hidup ini harus mengabdi pada tuhan dan saya mulai berani bersikap jujur pada diri ini dan bertanya apakah tuhan perlu bukti dari kita sedang DIA maha mengetahui ketidakmampuan kita, ini tidak logis buat saya pribadi karena tuhan seperti apa yang perlu bukti dari kita dan perlu pengabdian dari kita. Tuhan yang maha tahu pasti mengetahui sebatas mana kemampuan saya ini, yang kita perlu tuangkan bukan sekedar ritual tapi pengaplikasian pada kenyataan hidup yaitu pada orang-orang sekitar yang dalam arti keharmonisan lingkup kita. Saya tidak ingin menyalahkan tuhan seperti itu, karena hal logisnya manusia ada bukan buat tuhan tapi tuhan ada buat kita. Kita seharus mengutamakan kemanusiaan bukan mengutamakan agama dan tuhan karena tuhan (dalam ajaranNya) mengisyaratkan kita hidup berkemanusiaan dan dengan alasan inilah, agama dan tuhan tidak lagi di jadikan kambing hitam dari setiap permasalahan hidup mulai dari hal kecil sampai hal besar seperti perang atas nama agama dan tuhan.

Dan inilah salah satu kepingan dan keunikan hidup saya dan juga terima kasih buat seseorang (Angel) yang sederhana dan mempunyai pikiran cerdas dengan alasan-alasan filosofis yang bisa menjadi inspirasi tulisan ini.

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo.
~piSs~ ah.. 😛