JAWABAN BUAT THEIS

JAWABAN BUAT THEIS

Sebuah pelajaran yang berharga buat seorang theis  yang cuma berkelas pada teori dan konsep tentang ketuhanan namun tidak mampu menghadirkan konsep tuhan pada kenyataan hidup. Mereka  selalu bilang bahwa kebaikan berasal dari tuhan. Seorang yang sering mengucapkan dan mengkonsepkan bahwa tuhan itu maha baik seharusnya bisa tercermin dari prilaku pengucap tersebut. Dan dari sikaplah semua orang bisa dinilai bukan dengan konsep yang dipaparkan. Apakah perlu label theis, atheis dan agnoktis dikenakan pada setiap orang? Jauh sebelum kita lahir masalah seperti label-label yang dikenakan hanya mentok pada bentuk teori bukan pada bentuk praktis.

Salah satu persyaratan agar bisa dibilang hidup adalah gerak. Karena gerak bisa diartikan sebagai tumbuh, berkembang dan bisa berpindah tempat. Dan gerak adalah sebuah hukum yang harus diterima oleh manusia agar bisa dibilang hidup. Karena alasan “gerak” ini kita bisa membedakan mana yang bisa dikatakan  seseorang itu bisa dikatakan benar-benar berlabel theis yang bukan hanya dalam konsep/teori. Kalau memang tuhan maha baik sudah sewajarnya kita berbuat (gerak) baik karena kita mengikuti ajaranNya, bukan dengan angan-angan tapi mencoba praktis karena konsep itu hanya ada didalam pikiran kita yang belum tentu berguna buat sekitar. Baik binatang, tumbuhan dan manusia haruslah ikut merasakan kebaikan kita dengan perbuatan kita. Inilah tantangan buat seorang yang mengakui sebagai theis  dan berbuatlah karena mengerti apa yang diperbuat.

Sesuatu pengetahuan yang sudah masuk didalam pikiran kita tetap tidak bisa dinilai menjadi baik karena penilaian itu harus ada sesuatu yang nyata atau real dalam bentuk sikap yang bisa dilihat oleh mata kepala kita sendiri dan mata hati kita. Coba kita renungkan kembali dari pertama kita lahir yang belum bisa berbuat apa-apa sampai dengan bisa memilih dan memilah semua yang ada karena proses pembelajaran, tapi apalah artinya itu semuanya tanpa perbuatan.

Belajar membaca, menulis dan berhitung menjadi sia-sia ketika mati ataupun kita yang mempunyai konsep dan pengetahuan yang tinggi tentang ketuhanan tidak bisa berguna ketika dihadapkan kematian lalu semua hasil pikiran kita musnah begitu saja dibawa keliang kubur. Tujuan hidup bukanlah berakhir pada kematian tapi tujuan hidup yang jauh lebih bernilai baik ketika kita dengan masing-masing keunikan yang dimiliki sanggup membuat sesuatu yang berharga dan sangat bermanfaat buat banyak orang. Bukankah seorang theis itu dituntut untuk berbuat baik dengan ilmu pengetahuan? Maka ilmu pengetahuan akan menjadi nilai yang baik ketika diaplikasikan dengan perbuatan kita selama hidup.

Menjadi theis itu kadang bisa berbeda pengetian dari makna theis itu sendiri. Theis adalah orang yang percaya keberadaan tuhan namun dalam praktik hidup keseharian tuhan tidak ada. Dan kalau memang menjadi theis adalah panggilan hati maka sudah sewajarnya kita harus menghadirkan tuhan lewat kesadaran dalam praktek hidup bukan selalu dengan opini dan konsep-konsep terus tapi dengan sikap.

Lalu apa manfaatnya label-label tersebut dan semua atribut pikiran yang kita kenakan kalau dalam kenyataan kita berbeda pada label itu sendiri. Label theis tidaklah menjamin kita menjadi sesuatu yang berguna dan tanpa label apapun bisa jadi berguna bila memang kita mengedapankan ajaranNya dengan hidup ini.

Pesan :

Tulisan yang saya buat ini hanya konsep juga kok..jadi konsep-konsep yang ada hanya berlaku pada diri anda masing-masing yang tidak bisa dipaksakan buat orang lain. Artinya konsep label theis itu masalah hal privasi tapi kalau bersikap sudah harus dipertanggungjawabkan  untuk diri sendiri tapi juga buat sosial (orang lain).

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~  PiSs ah…!! :p